Indonesia dan Denmark Perkuat Kerjasama Pengelolaan Lingkungan

Reading time: 2 menit
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya dan Menteri Lingkungan Hidup dan Pangan Pemerintah Kerajaan Denmark Esben Lunde Larsen. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia melakukan kerjasama penguatan bersama dengan Kementerian Lingkungan dan Pertanian Pemerintah Kerajaan Denmark dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup, pengelolaan sampah menjadi energi, hingga inovasi dan teknologi dalam pemenuhan air bersih.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya mengatakan bahwa seiring dengan akselerasi pengelolaan sampah di Indonesia, pembelajaran dari kerjasama bersama Pemerintah Kerajaan Denmark ini akan sangat mendukung upaya Indonesia dalam mengatasi permasalahan persampahan.

“Denmark telah berhasil mengurangi timbulan sampah yang masuk ke landfill hingga hanya 1,8 persen. Denmark juga sudah berhasil memanfaatkan limbah menjadi sumberdaya terutama sebagai energi terbarukan dan bahkan mereka mengimpor limbah dari Inggris. Dengan begitu, pengelolaan limbah yang baik tidak hanya menyelamatkan lingkungan hidup tapi juga menciptakan bisnis dan lapangan kerja,” katanya saat dihubungi oleh Greeners, Jakarta, Selasa (12/04).

Perjanjian proyek kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Denmark ini sudah masuk dalam agenda Environmental Support Programme (ESP) tahap tiga dengan nilai 270 juta DKK (sekitar 42,7 juta USD). Komponen pertama pada ESP tiga telah berjalan sejak 2013 dengan dana 55,25 juta DKK (sekitar 8.73 juta USD).

Komponen pertama ini terdiri dari program pilot project yang meliputi penataan portofolio program dan hasil lingkungan, pendekatan strategi lingkungan atau strategic environmental asessment atau disebut KLHS terutama yang berkaitan dengan perubahan iklim dengan rekomendasi secara konkrit untuk meningkatkan pembangunan yang berorientasi pada lingkungan hidup secara berkelanjutan.

Selain itu, integrasi metode pengelolaan lingkungan hidup ke dalam Rencana Aksi Nasional Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) dan Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) yang diimplementasikan secara nasional maupun daerah, serta penggunaan dana lingkungan yang efektif dan efisien melalui perbaikan perencanaan dan pemantauan yang mengarah ke hasil lingkungan yang positif, dan peningkatan mitigasi serta adaptasi perubahan iklim.

“Kita juga mengembangkan pilot project pemanfaatan sampah sebagai bahan baku energi melalui peningkatan kalori sampah sebagai bahan bakar pabrik semen di Cilacap, Jawa Tengah dengan dukungan pendanaan sebesar 2,5 Juta USD atau 50 persen dari nilai total untuk pembangunan instalasi pengelolaan sampah,” ujar Siti.

Pada sektor kehutanan, terusnya, dengan pendanaan sebesar 50 Juta DKK (sekitar 7,9 juta USD) yang disalurkan langsung kepada Lembaga Swadaya Masyarakat dan organisasi internasional yang ditunjuk DANIDA dengan KLHK sebagai koordinator, akan menyasar dukungan kepada Harapan Rainforest yang dilaksanakan oleh Burung Indonesia dengan komitmen pendanaan sebesar 31 Juta DKK.

Ada pula dukungan kepada REDD+ Support Facility yang dilaksanakan oleh World Bank dengan komitmen pendanaan sebesar 10 juta DKK. Begitu juga kegiatan Locally Appopriate Mitigation Action in Indonesia (LAMA-I) dilaksanakan oleh ICRAF dengan komitmen pendanaan sebesar 26,5 juta DKK.

“Serta yang penting juga agenda Sustainable Community Management of Local Natural Resources dilaksanakan oleh World Bank (Forest Investment Program 2) dengan komitmen pendanaan sebesar 40 juta DKK,” tutup Siti.

Penulis: Danny Kosasih

Top