Jamur Amanita virosa dikenal juga dengan nama destroying angel atau death angel merupakan jamur beracun dari Eropa. Termasuk dalam famili Amanitaceae dan berkerabat dengan A. bisporigera, A. muscaria, A. ocreata, yang termasuk jamur paling mematikan.
Spesies jamur ini pertama kali Elias Magnus Fries dari Swedia deskripsikan. Ia memberinya nama Agaricus virosus. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, taksonomi dan nama latin jamur ini berubah menjadi Amanita virosa (yang saat ini kita kenal) sejak adanya publikasi pada tahun 1836 oleh ahli statistik Prancis Louis-Adolphe Bertillon (1821 – 1883).
Jamur A. virosa terlihat sangat mirip dengan kerabatnya fool’s mushroom (A. verna), yang biasa muncul di musim semi. Kedua jamur ini hampir tidak bisa dibedakan jika hanya melihat secara makro dan mikroskopis.
Namun, akan mudah terlihat berbeda jika menggunakan pengujian kimiawi, karena fool’s mushroom tidak bereaksi dengan kalium hidroksida (KOH), sementara daging A. virosa langsung berubah menjadi kuning.
Morfologi dan Ciri-ciri Umum
Tudung jamur A. virosa berdiameter 5 hingga 10 cm dan berwarna putih bersih tanpa garis-garis pada tepiannya. Pada awalnya tudung jamur ini berbentuk seperti telur yang kemudian berubah menjadi seperti lonceng. Lamelanya berwarna putih, sporanya berbentuk bulat berdiameter 7-8μm dengan cetakan sporanya berwarna putih.
Batang jamur ini tingginya berkisar antara 9 hingga 15 cm dengan diameter 0,6-2 cm. sering kali bentuknya agak melengkung, berwarna putih bersih serta berserat. Bagian volva jamur ini biasanya terkubur dalam tanah. Jamur A. virosa biasa muncul di Eropa pada bulan Juli, Agustus dan September.
Habitat dan Distribusi
Jamur ini dapat kita temukan di hutan konifer pada kayu oak ataupun kayu keras lainnya. Mereka biasa tumbuh individual ataupun dalam kelompok kecil. Jamur ini jarang ada pada dataran rendah, mereka lebih banyak tumbuh di daerah pegunungan di Inggris dan Irlandia. Tetapi tidak jarang juga berada pada dataran rendah di Skotlandia Utara.
Kandungan Jamur Amanita virosa
Beberapa racun yang ada dalam genus Amanita adalah amatoksin, falotoksin, dan virotoksin. Jamur A. virosa mengandung racun amatoksin dan virotoksin. Racun amatoksin juga terkandung pada jamur dari genus Galerina, Lepiota dan Conocybe.
Jurnal Toxicology Reports menyebutkan temuan racun phallotoxin pada A. virosa untuk pertama kalinya pada tahun 1974. Ketika jamur ini tertelan, ada periode jeda setelah gejala awal yang dapat membuai pasien ke dalam rasa aman yang salah, percaya bahwa bahaya telah berlalu.
Racun amatoksin menyebabkan gangguan pencernaan dengan gejala-gejala seperti diare, mual dan sakit perut yang muncul dalam waktu lima hingga dua belas jam. Sebuah studi menunjukkan jamur A. virosa adalah penyebab paling umum dari keracunan jamur di Iran.
Penanganan keracunan ini bersifat suportif, meskipun berbagai terapi spesifik telah digunakan, namun masih rendah untuk mengurangi risiko kesakitan dan kematian. Oleh karena itu, pencegahan sangat penting dan terutama informasi dan pendidikan yang tepat pada masyarakat.
Taksonomi Amanita virosa
Penulis : Anisa Putri
Editor : Ari Rikin