Jamur Ekor Kalkun, Benarkah Efektif sebagai Obat Kanker?

Reading time: 2 menit
Efektivitas jamur ini sebagai obat kanker masih jadi perdebatan. Foto: Freepik

Nama jamur ekor kalkun mungkin tidak terdengar familiar. Namun jamur tersebut sebenarnya cukup mudah ditemukan, sebab tersebar ke berbagai daerah. Selain itu, jamur dengan bentuk dan warna menarik ini disinyalir berkhasiat bagi kesehatan. Benarkah demikian?

Turkey tail mushroom atau jamur ekor kalkun tergabung dalam famili Polyporaceae dan genus Trametes. Ia memiliki nama ilmiah T. versicolor, serta masih berkerabat dengan lumpy bucket.

Lumpy bucket adalah sebutan bagi spesies jamur T. gibbosa. Keduanya sama-sama tergabung dalam genus Trametes, termasuk 193 anggota lainnya yang tersebar ke berbagai negara.

Trametes merupakan salah satu genus jamur terbesar yang ada di dunia. Bentuk jamur-jamur ini terlihat seperti cakram, masing-masing spesies dapat kita tandai dari corak tubuhnya.

Morfologi dan Ciri-Ciri Jamur Ekor Kalkun

Tudung jamur ekor kalkun dapat berkembang sampai 10 cm. Permukaan tudung ini acap kali terlihat berlapis-lapis, membentuk massa buah yang lebih besar dengan ketebalan 1–3 mm.

Selain itu, spesies T. versicolor umumnya tumbuh dengan warna kekuning-kuningan, cokelat, dan cokelat kemerahan. Sementara bagian bawahnya berwarna keputihan atau krem.

Walau hanya segelintir, beberapa individu jamur tersebut mampu menghadirkan corak yang sangat indah. Warnanya campuran antara merah, kuning, hijau, biru, cokelat, hitam dan putih.

Lapisan bawah turkey tail mushroom dilapisi oleh pori-pori berukuran kecil. Sedangkan lapisan atasnya ditumbuhi oleh bulu-bulu halus tapi lebat, yang mana sangat mirip dengan beludru.

Karena tidak memiliki batang dan cincin, bagian tubuh jamur ini tumbuh secara langsung pada batang kayu. Daging buahnya berwarna keputihan, tanpa aroma dan juga rasa yang khas.

Habitat dan Distribusi Jamur Ekor Kalkun

Jamur ekor kalkun ditemukan sepanjang tahun, dengan tingkat pertumbuhan paling pesat pada musim dingin. Mereka menempel pada pohon yang gugur atau mati, serta kayu yang tumbang.

Tidak cuma sebagai pengurai, jamur ini juga dapat merusak permukaan kayu. Mereka tumbuh dalam kelompok besar, bahkan dapat menempel antara satu individu dengan yang lainnya.

Seluruh dataran Eropa adalah rumah bagi T. versicolor, mulai dari Skandinavia utara sampai ke Mediterania. Mereka dapat pula kita jumpai di Amerika Utara dan sebagian wilayah Asia.

Sebagai jamur saprobik, jamur ini setidaknya melalui empat tahap reproduksi. Tahapan tersebut dimulai dari telur, tahap perkecambahan, tahap pendewasaan, sampai akhirnya kematian.

Dari berbagai sumber disebutkan bahwa spesies T. versicolor memiliki khasiat bagi kesehatan. Jamur ini digadang-gadang dapat diolah menjadi obat, seperti untuk flu, herpes, hingga kanker.

Kandungan dan Manfaat Jamur Ekor Kalkun

Lantas, benarkah klaim kesehatan yang melekat pada jamur ekor kalkun? Jawabannya tidak pasti, sebab senyawa yang terkandung dalam jamur itu memiliki efek samping bagi kesehatan.

Spesies T. versicolor diketahui mengandung senyawa polisakarida-K (PSK atau krestin). Ini dianggap aman untuk pengobatan kanker di Jepang, meski efektivitasnya masih dipertanyakan.

PSK sejatinya jamak dijual sebagai suplemen makanan. Namun konsumsi PSK dalam waktu lama dapat menimbulkan efek samping, seperti diare, serta feses dan kuku jari menghitam.

Pada tahun 2020, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) melayangkan peringatan kepada dua produsen obat karena mengiklankan suplemen PSK dari ekor kalkun.

Hal tersebut dianggap keliru atau menyesatkan, sebab badan otoritas setempat tidak pernah mengonfirmasi efektivitas senyawa PSK sebagai obat kanker atau terapi imun lainnya.

Taksonomi Spesies Trametes Versicolor

Penulis : Yuhan al Khairi

Top