Saga, Tanaman Tropis Antibakteri

Reading time: 2 menit
Saga
Tanaman saga mampu berkembang di berbagai topografi dan kondisi tanah. Foto: shutterstock.com

Masyarakat dahulu mengenal dan memanfaatkan tanaman obat untuk tujuan pencegahan, pemeliharaan maupun pengobatan penyakit. Saga (Abrus precatorius L) merupakan salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai antibakteri  daunnya dipakai untuk mengobati radang tenggorokan (DepKes RI, 2000).

Habitat dan penyebaran alaminya terdapat di Sri Lanka, Selatan Myanmar, Indo-China, Selatan China, Thailand, seluruh daerah Malesian, Kepulauan Solomon, dan Utara Australia. Tanaman ini mampu berkembang di berbagai topografi dan kondisi tanah yang kurang subur, subur, dan yang tergenang air laut atau asin.

Baca juga: Daun Salam sebagai Penambah Aroma Masakan

Tanaman saga dikenal di sejumlah daerah dengan nama thaga (Aceh), seugeu (Gayo), hasebo (Batak), kendari, kundari (Lampung dan Minangkabau). Sedangkan di Jawa disebut sebagai saga telik atau saga manis. Di Kalimantan, saga diketahui bernama taning bajang (dayak) dan Gorontalo, Sulawesi dijuluki sebagai walipopo (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991).

Selain ditemukan di daerah tropis dan subtropis, saga juga tumbuh liar di hutan belukar liar. Terkadang, tanaman rambat ini juga dikembangkan di pekarangan sebagai tanaman obat. Pertumbuhan saga dapat mencapai ketinggian 1 sampai 1000 meter.

Biji Saga

Biji saga yang berwarna merah dengan bintik hitam berbahaya jika termakan karena dapat menimbulkan gejala keracunan. Foto: shutterstock.com

Saga merupakan pohon yang memiliki biji kecil berwarna merah dengan batang pohon tinggi dan daun lebih kecil. Kayunya digunakan untuk bahan kayu bakar. Daun saga berkarakter majemuk, berbentuk bulat telur, dan berukuran kecil. Jumlah daunnya bersirip ganjil dan terasa agak manis.

Saat berkembang, saga mempunyai buah polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik hitam mengkilat dan licin. Bunganya berwarna ungu muda dengan bentuk menyerupai kupu-kupu dalam tandan bunga. Kandungan kimia berupa saponin dan flavonoid berada pada daun, batang dan bijinya. Sementara pada batang terdapat polifenol. Biji saga mengandung tanin dan pada akarnya menyimpan alkaloidsaponin, dan polifenol.

Baca juga: Rimpang Pacing Bermanfaat untuk Segala Pengobatan

Daun saga dapat menyembuhkan sakit sariawan dan sakit gigi. Untuk mengobati sariawan, penderita cukup mengunyah daun saga rambat sebanyak dua kali sehari. Kandungan glycyrrhizin di dalamnya mempunyai kemampuan antiinflamasi atau pencegah radang. Selain itu daun saga rambat juga dapat menjadi obat pencuci mata.

Zaman dulu, biji saga yang mungil dan berwarna unik sering dipakai bermain oleh anak-anak. Namun, sebaiknya berhati-hati terhadap biji saga yang berwarna merah dengan bintik hitam. Jika biji saga termakan dapat menimbulkan gejala keracunan seperti mual, muntah, kejang-kejang, gagal hati, bahkan kematian.

Taksonomi Saga

Penulis: Sarah R. Megumi

Top