Ilmuwan UI Buat Interior Otomotif dari Serat Rami, Inovatif!

Reading time: 3 menit
Interior otomotif ramah lingkungan dari bahan dasar serat rami. Foto: UI
Interior otomotif ramah lingkungan dari bahan dasar serat rami. Foto: UI

Guru Besar Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik (FT) Universitas Indonesia (UI), Tresna Priyana Soemardi sukses membuat interior otomotif ramah lingkungan dari bahan dasar serat rami. Inovasi ini merupakan yang pertama di Indonesia.

Lewat inovasinya, Tresna berhasil mengembangkan material Pre-Impregnated (Prepreg) ramah lingkungan dengan nama Ramie Fiber Reinforced (RFR)–PolyLatctic Acid (PLA). Inovasi tersebut merupakan hasil kolaborasi bersama Laboratorium Komposit Université Paris Nanterre, Ville DAvray, Paris, Prancis dengan Laboratorium Perancangan Mekanikal, Biomekanik dan Sub-Lab Komposit, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik UI.

Prepreg merupakan bahan komposit setengah jadi dalam proses pembuatan bahan. Komponennya terdiri dari matriks polimer alam (PLA) dan serat penguat alam dari pohon rami. Mulai 2020, penelitian ini hadir sebagai solusi bagi kebutuhan komoditas pasar Prepreg konvensional yang umumnya menggunakan serat sintetik seperti carbon, glass, dan kevlar.

BACA JUGA: Ilmuwan Unand Ciptakan Tinta Pemilu 2024 dari Daun Gambir

“Jika dibandingkan dengan Prepreg yang menggunakan fiber sintetik, Prepreg RFR-PLA memiliki harga yang lebih terjangkau. Bahkan, lebih ramah lingkungan, ringan, serta emisi yang lebih rendah,” ungkap Tresna lewat keterangan tertulis.

Keunggulan Prepreg hasil inovasi Tresna ini terletak pada pemanfaatan serat rami lokal sebagai bahan baku utamanya. Kemudian, sejak akhir tahun 2023,  Tresna bersama mahasiswa program S3 bimbingannya, Ardy Lololau, Herry Purnomo, dan Mustasyar telah menjalin kerja sama dengan pembudi daya rami di Jawa Barat di bawah asuhan Balai Besar Tekstil.

“Kolaborasi ini bertujuan untuk memproduksi serat rami menjadi benang dan fabric, memberdayakan petani lokal, dan meningkatkan nilai Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN),” lanjut Tresna.

Penelitian Serat Rami Lokal di Prancis

Selanjutnya, Tresna membawa serat rami lokal ini ke Prancis untuk penelitian lebih lanjut di Composite Laboratory. Penelitian itu ia lakukan bersama Wakil Rektor Université Paris Nanterre, Olivier Polit dan Ketua Laboratory for Electronics, Mechanics, and Magnetics .

“Penemuan orisinal ini telah melewati serangkaian proses penelitian yang panjang sejak tahun 2000. Kami terus melakukan uji coba dari berbagai aspek. Mulai dari komposisi, peralatan, proses, temperatur, hingga berupaya mencapai versi prototipe terbaik. Prototipe Prepreg yang berkembang saat ini sudah mencapai versi Delta (),” ujar Tresna.

Pada tahap uji dengan beban multiaxial, prototipe ini menunjukkan hasil yang memuaskan dengan kekuatan sebesar 60-80 megapascal (MPa) pada 0° dan 20-40 MPa pada 90°. Lebih lanjut, tidak terdapat perbedaan signifikan antara serat rami impor dengan serat rami lokal.

BACA JUGA: Peneliti Asal Prancis Daur Ulang Ban Bekas dengan Metode Kuno

“Uji coba ini merupakan bagian dari usaha untuk menciptakan Prepreg RFR-PLA dengan proses manufaktur yang optimal, yakni kemudahan proses produksi dalam skala industri,” imbuh Tresna.

Saat ini, paten hak cipta RFR-PLA sedang ia ajukan melalui Direktorat Inovasi dan Science Techno Park (DISTP) UI. Setelah material ini berhasil memenuhi standar uji, rencananya akan diaplikasikan pada bodi dan interior otomotif.

“Saat ini, sudah mulai kami terapkan pada model struktur dan badan pesawat terbang, serta potensial untuk kapal nelayan,” paparnya.

RFR-PLA akan digunakan pada body dan struktur otomotif, kemudian rotating part yang menjadi bagian terberat komponen otomotif. Sebab, penggunaan komposit dapat mengurangi 20-30 persen berat kendaraan. Selain itu, material ini juga dapat diaplikasikan pada peralatan rumah tangga.

Penelitian Serat Rami di Indonesia Masih Jarang

Tresna menambahkan, penelitian mengenai material serat rami di Indonesia masih tergolong jarang. Sehingga, sulit memenuhi kebutuhan penelitian, baik dari segi peralatan maupun sumber daya manusia. Adanya program beasiswa kerja sama sangat membantu untuk mengelaborasi kinerja Prepreg yang sedang mereka kembangkan. Terutama, untuk eksperimen pembebanan multiaxial statik dan fatik.

Dekan FTUI, Heri Hermansyah mengapresiasi penuh terciptanya inovasi RFR-PLA. Ia mengatakan, kolaborasi yang melibatkan FTUI dan Université Paris Nanterre dalam pengembangan Prepreg ini, memungkinkan Tresna untuk mengakses fasilitas penelitian yang mutakhir dan berkolaborasi dengan para ahli di bidangnya.

“Hal ini juga menjadi bukti komitmen FTUI dalam menjalin kerja sama internasional dengan universitas terkemuka di dunia. Sehingga, dapat membuka peluang untuk transfer teknologi dan pengembangan penelitian lebih lanjut yang unggul serta berdampak,” kata Heri.

 

Penulis: Dini Jembar Wardani

Editor: Indiana Malia

Top