WaterLight, Lampu Senter Bertenaga Asinnya Air Laut

Reading time: 2 menit
Foto : dezeen.com

Perusahaan start-up asal Kolombia, E-Dina, telah mengembangkan lampu senter yang tidak biasa. Berkolaborasi dengan agensi kreatif Wunderman Thompson, E-Dina menciptakan lampu senter bertenaga asinnya air laut! WaterLight adalah nama dari lampu senter tersebut. Mereka secara khusus merancang lampu senter WaterLight untuk orang Wayúu, suku asli yang tinggal di ujung paling utara Amerika Selatan.

“Kami memilih komunitas Wayúu karena mereka selama berabad-abad telah bertempat tinggal di lokasi yang terpencil di semenanjung Guajira. Tidak ada akses listrik di sana, tapi, lokasi tersebut dikelilingi oleh Laut Karibia,” papar Pipe Ruiz Pineda, direktur kreatif eksekutif Wunderman Thompson, pada Dezeen.

“Maka dari itu, kami berupaya untuk menciptakan lampu nirkabel yang dapat menyala tanpa harus menggunakan listrik. Kami memutuskan untuk menggunakan air laut sebagai sumber energi dari lampu yang kami ciptakan,” tambahnya.

WaterLight: Dapat Menyala Selama 5.600 Jam

Mengutip dari situs Dezeen, diperlukan 500 mililiter air laut untuk mengisi daya lampu senter WaterLight. Bahkan dalam kondisi darurat, kita juga bisa menggunakan urin sebagai sumber tenaga dari lampu senter ini! Tiap satu kali pengisian air laut, lampu Waterlight dapat menyala selama 45 hari. E-Dina dan Wunderman Thompson menyatakan bahwa lampu ini dapat menyala selama 5.600 jam atau sekitar dua hingga tiga tahun pemakaian.

Foto : dezeen.com

Selain memiliki usia pakai yang panjang, lampu senter WaterLight juga lebih efisien jika kita bandingkan dengan lampu senter non-listrik lainnya. Lampu ini hanya memerlukan waktu beberapa detik untuk mengonversi air laut menjadi tenaga listrik.

“Setelah WaterLight terisi oleh air laut, air laut tersebut secara langsung akan berubah menjadi energi cahaya. WaterLight lebih efisien daripada lampu senter bertenaga surya, karena lampu ini dapat meregenerasi energi secara instan,” ujar Pipe.

Menurut Pipe, untuk mengubah air laut menjadi energi cahaya, perlu ada suatu proses bernama ionisasi. Proses ini terjadi ketika kandungan elektrolit dalam cairan garam air laut bereaksi dengan magnesium dan pelat tembaga yang sudah tertanam di bagian dalam WaterLight.

“Proses ionisasi inilah yang membuat lampu senter WaterLight dapat bertahan lebih lama jika dibandingkan dengan lampu lainnya,” tutur Pipe.

Sebagai informasi, selain memiliki fungsi sebagai lampu senter, WaterLight juga bisa bekerja sebagai generator listrik mini. Perangkat ini juga dapat kita gunakan untuk mengisi daya ponsel atau perangkat kecil lainnya melalui port USB terintegrasi

Penulis: Anggi R. Firdhani

Sumber:

Dezeen

Top