Profauna Identifikasi 38 Jenis Burung Penghuni Hutan Damarwulan Kediri

Reading time: 2 menit
profauna
Foto: Profauna Indonesia

Malang (Greeners) – Organisasi perlindungan hutan dan satwa liar Profauna Indonesia berhasil mengidentifikasi 38 jenis burung yang berada di area hutan afdeling Damarwulan, Kabupaten Kediri pada pertengahan bulan Maret 2018. Dari jumlah itu, dijumpai 11 jenis burung masuk kategori satwa yang dilindungi.

Ketua Profauna Indonesia Rosek Nursahid menjelaskan, 11 jenis burung yang masuk kategori satwa dilindungi adalah paok pancawarna (Pitta guajana), cekakak sungai (Todhiramphus chloris), cekakak jawa (Halcyon cyanoventris), cekakak batu (Lacedo pulchella), madu sriganti (Nectarinia jugularis), takur tenggeret (Psilopogon australis), takur tohtor (Psilopogon armillaris), takur tulung tumpuk (Psilopogon javensis), takur ungkut ungkut (Psilopogon haemacepahala), elang bido (Spilornos cheela) dan elang hitam (Ictinaetus malayensis).

“Jenis burung lainnya seperti bubut alang-alang (Centropos bengalensis), jingjing batu (Hemipus hirundinaceus), kadalan kembang (Phaenicophaeus javanicus), dan serindit jawa (Loriculus pusillus), juga menghuni hutan ini,” kata Rosek, dalam rilisnya, Senin (26/3/2018).

profauna

Foto: Profauna Indonesia

Juru kampanye Profauna Indonesia, Erik Yanuar menambahkan, terdatanya puluhan jenis burung tersebut sangat menggembirakan sebab beberapa jenis burung yang diidentifikasi sudah jarang ditemukan di alam Jawa Timur, seperti serindit jawa dan paok pancawarna. “Kedua jenis burung ini termasuk jenis yang masih sering diperdagangkan di pasar burung,” ujar Erik.

Burung paok pancawarna sendiri, kata Erik, sebetulnya sudah termasuk daftar jenis satwa liar yang dilindungi, tapi masih banyak diperdagangkan di pasar-pasar burung karena keindahan warna bulunya.

Keberadaan serindit jawa yang masuk termasuk keluarga burung nuri kecil memang semakin jarang ditemui di alam liar di Jawa Timur. Bahkan, Rosek yang sudah melakukan pengamatan satwa liar di alam sejak tahun 1994 mengatakan kalau perjumpaannya dengan burung ini di Hutan Damarwulan Kediri merupakan perjumpaan pertama kali di alam setelah terkahir kali menjumpainya 10 tahun yang lalu di daerah Malang selatan.

Menurut Rosek, penangkapan burung di alam untuk diperdagangkan menjadi pemicu semakin langkanya berbagai jenis burung di habitat alaminya. Burung-burung yang dulu umum dijumpai kini semakin jarang, misalnya burung kacamata, bentet dan prenjak.

Profauna Indonesia rutin mendata satwa liar di alam dengan program Wild Animals Watching (WAW). Hampir setiap bulan kegiatan ini dilakukan bersama pendukung Profauna di berbagai daerah. “Harapannya bisa memupuk rasa cinta satwa liar yang hidup di alam bebas dan bisa memberikan sumbangsih informasi bagi upaya pelestarian satwa liar itu,” kata Rosek menutup pembicaraan.

Penulis: HI/G17

Top