Generasi Muda Penjaga Hutan Papua

Reading time: 2 menit
Pejabat Dari Jakarta Gemar Koleksi Burung Cendrawasih Papua
Bincang Iklim KLHK & Econusa di Cafe Arborea, Mangala Wanabhakti Jakarta. Foto : EcoNusa

Jakarta (Greeners) – Alfa Ahoren dan Abdel Gamal Naser, dua anak muda Papua berbagi pengalamannya menjaga kelestarian hutan Papua. Keduanya mengisi acara Bincang Iklim KLHK di Cafe Arborea, Manggala Wanabhakti Jakarta, Kamis (24/10/2019).

Alfa Ahoren merupakan alumni dari School of Eco Diplomacy yang digagas oleh Econusa tahun 2018. Lewat program itu, pemuda-pemudi diajak untuk peduli terhadap isu lingkungan dengan tinggal di pegunungan Arfak Papua Barat sembari menjaga hutan disana.

“Pemuda sangat penting sekali dalam beraksi membuat program-program bagaimana menyadarkan masyarakat (isu lingkungan). Itu salah satu program kita di School of Eco Diplomacy,” ujar M. Farid, Direktur Yayasan Econusa.

Hutan Papua memiliki luas 33,7 juta hektar. Di dalamnya terdapat cadangan karbon yang berpotensi menurunkan emisi gas.  

Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan masih rendah. Alfa Ahoren mencoba menumbuhkan kesadaran itu lewat pendekatan masyarakat ataupun lewat media sosial.

“Ketika masuk ke School of Eco Diplomacy ternyata saya rasakan bahwa banyak anak papua yang santai-santai berpikir kalau hutan mereka atau apa mereka itu aman-aman saja ternyata banyak yang menuju kepunahan” ungkap Alfa.

Alfa yang merupakan lulusan sekolah pariwisata lantas mengungkapkan bahwa kini ia tengah merintis Sarang Pintar. Sebuah terobosan baru yang fokus pada edukasi lingkungan.

Pejabat Dari Jakarta Koleksi Burung Cendrawasih

Alfa Ahoren dalam Bincang Iklim KLHK & Econusa di Cafe Arborea, Mangala Wanabhakti Jakarta. Foto : EcoNusa

“Kami sedang menggagas inovasi yang diberi nama Sarang Pintar. Jadi disitu kami memberikan literasi dan edukasi kepada anak-anak di Papua. Anak-anak muda dari usia kecil hingga terkait dengan isu lingkungan” ujar Alfa yang ditemui usai bincang-bincang bertajuk Kaum Millenial Penjaga Hutan di Timur Indonesia itu.

Misi perjuangan menjaga lingkungan di Papua juga dijalankan oleh Abdel Gamel Naser. Pria yang berprofesi sebagai wartawan Cendrawasih Pos itu berusaha menyuarakan isu lingkungan lewat gerakan langsung juga narasi-narasi lingkungan yang ia tulis.

Gamel juga merupakan inisator dari Rumah Bakau. Komunitas yang berfokus pada kelestarian alam dan lingkungan di Papua. Contoh tindakan sederhana mereka adalah kampanye bahaya sampah plastik.

Ia juga menjadi koordinator lingkungan di Forum Komunitas Jayapura. Lewat forum itu ia mencoba menularkan semangat cinta lingkungan ke lintas komunitas.

Gamel berkisah tentang aksi demonstrasi isu lingkungan yang dilakukan di depan Kantor Gubernur Papua. Ia sukses memprovokasi masyarakat  untuk tidak hanya berkutat pada demonstrasi politik saja. “Kok cuma demo politik, kenapa gak demo lingkungan juga” ungkapnya lugas.

Pria yang menyebut dirinya sebagai orang yang menulis dan memotret ini kerap memproduksi tulisan tentang lingkungan. Beberapa tulisan yang ia tunjukan bahkan berhasil membuka mata pemerintah setempat terkait masalah lingkungan.

Kini Gamel menggarisbawahi isu Burung Cendrawasih. Ia menyebut burung asli tanah Papua itu masih kerap diburu untuk dijadikan hiasan. Banyak pejabat luar Papua yang datang menginginkannya untuk dibawa pulang tatkala berkunjung.

“10 pejabat Jakarta datang , 10 Cenderawasih kami mati “ ungkap Gamel.

Baik Gamel ataupun Alfa hingga kini terus menularkan isu lingkungan di Papua. Mereka sadar menjaga alam tanah air, tidak bisa sendiri.

Penulis : Mohammad Fariansyah

 

Top