BMKG: Indonesia Belum Akan Terkena Dampak El Nino

Reading time: < 1 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa saat ini Indonesia belum terkena dampak El Nino atau fenomena perbedaan suhu permukaan laut dan interaksi perbedaan sirkulasi tekanan udara di atmosfer.

Kepala Balitbang BMKG, Edvin Aldrian kepada Greeners mengatakan bahwa dampak El Nino di Indonesia baru akan dirasakan pada bulan Agustus hingga September dan menyerang wilayah Indonesia bagian Timur dan Selatan.

“Saat ini masih belum lah, masih terlalu cepat,” katanya saat dihubungi oleh Greeners melalui sambungan telepon, Jakarta, Selasa (30/06/2015).

Menurutnya, dampak El Nino paling besar akan dirasakan di Pulau Jawa, yakni Jawa Timur, kemudian seluruh Pulau Jawa, Papua bagian selatan, Sulawesi, Kalimantan bagian selatan, serta Nusa Tenggara, Lampung dan Bali. Sementara di bagian utara Indonesia tidak akan terkena dampak sama sekali namun harus tetap diwaspadai.

“Musim kemarau sendiri akan mencapai puncaknya pada September mendatang,” imbuhnya.

Di lain pihak, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia saat ini telah mengalami kondisi kekeringan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100 milimeter per bulan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan bahwa di beberapa daerah telah terjadi kekeringan seperti Purbalingga, Gunung Kidul, Wonogiri, Tuban, Bojonegoro, Boyolali, Lombok Utara dan Nusa Tenggara Timur.

“Bahkan di Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB) curah hujan kurang dari 50 mm,” kata Sutopo.

Ia juga mengingatkan kalau kondisi cuaca yang makin kering ini dapat meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan khususnya di wilayah Sumatera.

Sebagai informasi, pada Minggu (28/6) lalu, satelit Modis telah memantau 207 titik api di Sumatera, dimana 71 titik api berada di Riau.

Penulis: Danny Kosasih

Top