BRG Jalin Kerjasama dengan 11 Universitas Atasi Kebakaran Lahan Gambut

Reading time: 2 menit
Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Badan Restorasi Gambut (BRG) Indonesia menginisiasi kerjasama dengan berbagai universitas di Jepang dan universitas di beberapa provinsi di Indonesia yang memiliki gambut untuk bersama mencari solusi yang efektif dan efisien dalam restorasi gambut dan pencegahannya.

Kepala BRG Nazir Foead menyatakan bahwa perguruan tinggi merupakan entitas tersendiri dalam melakukan perubahan sosial. Menurutnya, perguruan tinggi mampu mendorong percepatan aksi restorasi gambut dengan membangun basis keilmuan dan gerakan sosial yang kuat.

“Upaya restorasi gambut ini dilakukan melalui perbaikan tata kelola lahan gambut yang meliputi perbaikan ekologi, ekonomi dan juga sosial. Oleh karena itu juga dibutuhkan dukungan riset yang mendalam serta aksi bersama restorasi dengan civitas akademika,” tuturnya saat ditemui usai membuka Simposium Bersama Restorasi Gambut dan Pencegahan Kebakaran Gambut di Jakarta, Senin (30/05).

Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan BRG Haris Gunawan menyatakan, nantinya akan dibuat rencana pelibatan mahasiswa dalam bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang diberi nama KKN Desa Gambut Sejahtera (KKN DGS). KKN ini bersifat tematik dan masih membutuhkan persiapan guna mengikuti kalender akademik dari masing-masing universitas.

“Karena KKN tematik, jadi kita harus ada persiapan paling tidak sekitar tiga bulan untuk mengikuti kalender akademik masing-masing universitas. Jadi baru bisa tahun depan. Tapi sekarang ini, dalam tahap persiapan mulai dari panduan sampai kemudian sistem yang mau kita bangun,” katanya menambahkan.

BACA JUGA: BRG Petakan Empat Kabupaten Prioritas Restorasi Gambut

BRG sendiri berada dalam posisi memberikan fasilitas terkait dengan daerah-daerah atau target dari desa-desa yang sejalan dengan target restorasi. Selain itu, BRG juga akan memfasilitasi tentang substansi apa yang harus dikerjakan oleh para mahasiswa peserta KKN.

Karena masih belum sempurna, terusnya, KKN DGS ini juga akan lebih dahulu dimulai dengan KKN Khusus yang jika dirunut melalui kalender akademik perkuliahan, hanya Universitas Riau yang baru memungkinkan untuk melakukan KKN khusus. Melalui KKN khusus ini, nantinya akan ditempatkan sekitar 50 mahasiswa untuk tiga desa dengan target prioritas di Kepulauan Meranti.

“Jadi mulai bulan Juli 2016 itu selama dua bulan sudah memasukkan materi tentang aksi restorasi itu di tiga desa sekitar 50 mahasiswa. Itu pada juli tahun ini. Di target prioritas restorrasi di kepulauan meranti. Untuk contoh kita juga sepakat dari 11 universitas tadi itu akan menjadi tuan rumahnya. Misalnya seperti Universitas Gajah Mada, Universitas Negeri 11 Maret, atau Intitut Teknologi Bandung. Mereka tidak akan mengerahkan kuantitas tapi lebih banyak melakukan pengayaan substansi karena sudah pernah punya pengalaman soal KKN tematik,” jelasnya lagi.

BACA JUGA: KLHK Dorong Percepatan Pembentukan Tim Restorasi Gambut di Daerah

Kebutuhan desa sendiri masih sesuai dengan pemetaan desa dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yaitu 700 desa dari tujuh provinsi prioritas yang paling rawan kebakaran. Selain itu, lanjutnya, daerah-daerah lain di luar provinsi prioritas restorasi juga diberikan kesempatan untuk terlibat.

Ditemui di lokasi yang sama, Sekretaris Jendral Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) Ainun Na’im mengaku keikutsertaan perguruan tinggi dalam menangani restorasi gambut sangat penting dan strategis dalam penurunan indeks resiko bencana.

“Di perguruan tinggi sudah banyak penelitian tentang masalah gambut ini, hanya saja kurang terintegrasi. Dengan adanya BRG, semoga pekerjaan ini bisa kita realisasikan bekerjasama juga dengan para gubernur di daerah,” katanya.

Penulis: Danny Kosasih

Top