Dihantam Banjir, DBMP Kota Bandung Turunkan Regu Reaksi Cepat

Reading time: 2 menit
dbmp kota bandung
Suasana penanganan banjir di jalan dr. Djundjunan (BTC Pateur), Bandung pada Senin (24/10). Screen shot: DBMP Kota Bandung

Bandung (Greeners) – Diguyur hujan deras sejak Senin (24/10) siang, beberapa wilayah di Kota Bandung dilanda banjir yang cukup besar. Beberapa ruas jalan bahkan sempat menjadi ‘sungai’, seperti yang terjadi di kawasan Jalan Pasteur yang terendam air hingga ketinggian 160 cm.

Menurut akun resmi Dinas Bina Marga dan Pengairan (DBMP) Kota Bandung, salah satu alasan banjir besar ini terjadi adalah hujan deras di wilayah hulu (salah satunya Lembang dan Setiabudi) yang mengakibatkan Sungai Citepus meluap.

Staf DBMP Kota Bandung, Eka Yudhistira, menerangkan bahwa ruas Jalan Pasteur dan Jalan Pagarsih mengalami banjir yang paling parah. “Namun sudah surut semua,” lanjut Eka.

Mengatasi banjir yang terjadi, DBMP Kota Bandung dengan sigap mengerahkan 6 regu pasukan yang membantu untuk mengurangi dampak pasca banjir di ruas-ruas jalan yang menjadi titik banjir. Regu tersebut terdiri dari 4 regu Unit Reaksi Cepat, 1 regu Pasukan Katak dan 1 regu Jurig Cai.

“Pasukan tersebut disebar di beberapa titik yaitu 1 regu di Sukagalih, 3 regu di Pasteur dan 2 Regu di Pagarsih,” terang Eka.

Reaksi cepat dari Pemerintah Kota Bandung ini diapresiasi dengan baik oleh Netizen. Beberapa cuitan positif datang dari para pengguna media sosial Twitter. Salah satunya dari akun @weedodo yang berkicau, “Salut dengan reaksi cepat tim @dbmpkotabdg, untuk menanggulangi banjir di Pasteur.”

Ada lagi akun @Giffyyeaah yang mengapresiasi kerja cepat tim DBMP Kota Bandung dan mengimbau kepada masyarakat untuk mau peduli ke lingkungannya dengan tidak buang sampah sembarangan apalagi ke sungai.

Banjir ini merupakan yang pertama terjadi sejak beberapa minggu terakhir. Walikota Bandung Ridwan Kamil melalui akun Twitter dan Instagram pribadinya mengungkapkan permintaan maaf dan menyatakan akan memasang Tol Air di beberapa ruas jalan yang rawan banjir seperti yang telah dibuat Pemkot Bandung di daerah Gede Bage.

Kota Bandung Tidak Punya BPBD

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menerangkan, mobil dan motor yang sedang melintas di jalan terendam banjir. Bahkan beberapa mobil terseret banjir seperti layaknya diterjang tsunami kecil di jalan.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, katanya, bersama dengan unsur lainnya seperti TNI, Polri, Tagana, SKPD dan relawan hingga saat ini masih melakukan pendataan. Ia juga menyatakan bahwa Pemerintah Kota Bandung hingga saat ini belum membentuk BPBD.

Berdasarkan laporan awal dari BPBD Provinsi Jawa Barat, banjir menyebabkan ratusan rumah terendam banjir. Ada rumah yang rusak akibat tergerus banjir di bantaran Kali Cilimus. Banjir juga menjebol pagar SMAN 9 Bandung sehingga merendam ruang kelas dan ruang guru sekitar 90 cm.

“Saat ini sebagian banjir telah surut. Kondisi topografi yang miring menyebabkan banjir cepat surut. Masyarakat membersihkan rumah dari lumpur. Pendataan masih dilakukan,” terangnya di Jakarta, Senin (24/10).

Masyarakat, terusnya, diimbau untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi banjir dan longsor. BMKG sendiri memprediksikan curah hujan akan terus meningkat. Fenomena intensitas La Nina lemah diprediksikan akan meluruh pada Desember 2016 sedangkan Dipole Mode masih menguat sehingga curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia akan meningkat.

“Kejadian hujan ekstrem diprediksikan akan meningkat sehingga potensi banjir, longsor dan puting beliung akan meningkat,” tutup Sutopo.

Penulis: Gede Surya Marteda/Danny Kosasih

Top