Visi Misi Capres Dalam Melindungi Lingkungan Masih Diragukan

Reading time: 2 menit

Visi misi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla belum menunjukan strategi dan target yang cukup kuat dalam hal perlindungan hutan, laut dan iklim, serta perlindungan dari polusi bahan kimia berbahaya.

Pandangan ini mengemuka dalam diskusi yang berlangsung di Jakarta, pada Kamis (12/06) lalu. Kepala Grenpeace Indonesia Longgena Ginting mengungkapkan komitment dan program dalam visi-misi keduanya masih sangat mengandalkan eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) untuk menopang pertumbuhan ekonomi, tanpa mendorong prinsip-prinsip keberlanjutan keadilan lingkungan dalam strategi pembangunan nasional. Sementara, kondisi sumber daya alam dan lingkungan hidup sudah dalam tahap kritis yang membutuhkan pemulihan segera.

Dalam dokumen visi misinya, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla masih menunjukkan batubara sebagai solusi energi di Indonesia. Sementara Prabowo-Hatta juga mendorong peningkatan industri ekstratif termasuk batu bara.

“Kami menantang pemerintah baru nanti untuk menetapkan target setidaknya 40 persen energi terbarukan pada tahun 2030. Pada era krisis iklim ini sudah saatnya pemerintah beralih kepada energi aman, bersih dan terbarukan. Ekspolitasi SDA berlebihan dan merusak merupakan salah satu persoalan utama yang menghambat kemajuan ekonomi,” ujar Longgena.

Longgena menambahkan di sektor kelautan, pasangan Prabowo-Hatta belum menjawab desakan kebutuhan pembenahan tata kelola perikanan, termasuk lemahnya evaluasi dan pengawasan perizinan yang akhirnya bermuara pada praktek perikanan illegal dan penangkapan ikan berlebihan. Sementara pasangan Jokowi-Jusuf Kalla juga tidak menyatakan akan memprioritaskan pembenahan terkait tata kelola perikanan.

Pembangunan di sektor Kehutanan mendapatkan tempat penting dalam visi dan misi kedua pasangan tersebut, namun tak satupun yang mengarah pada komitmen nyata deforestasi. Jokowi-Jusuf Kalla dalam visi – misinya lebih menitikberatkan pada pemberantasan penebangan liar yang selama ini identik dengan praktek penebangan hutan tanpa ijin yang dilakukan oleh masyarakat adat atau lokal yang bergantung hidup pada hutan. Di sisi lain praktek konvensi hutan skala besar oleh koorperasi bukan menjadi perhatian.

Sampai saat ini, sudah puluhan ribu masyarakat Indonesia bergabung dalam 100 persen Indonesia.org untuk menyatakan bahwa suara mereka 100 persen untuk lingkungan. Greenpeace menantang kedua pasangan capres dan cawapres untuk 100 persen berkomitmen terhadap nol deforestasi, nol pembuangan bahan kimia berbahaya, revolusi energi bersih, dan laut sehat dan terlindungi.

(G30)

Top