Hiu Banteng, Dapat Hidup di Air Laut dan Tawar

Reading time: 2 menit
Hiu banteng (Carcharhinus leucas). Foto: Inaturalist
Hiu banteng (Carcharhinus leucas). Foto: Inaturalist

Hiu banteng atau bull shark (Carcharhinus leucas) merupakan hiu gagah dan besar yang berada di perairan asin maupun tawar. Disebut hiu banteng karena perilakunya yang agresif dan penampilannya yang gagah.

Hiu ini memiliki berbagai nama umum di seluruh wilayah jelajahnya. Di antaranya hiu Zambezi, hiu Van Rooyen di Afrika Selatan. Selain itu, di negara berbahasa Prancis hiu ini disebut requin bouledogue, Hiu Nikaragua di Amerika Tengah.

Valenciennes dalam Muller & Henle pertama kali mendeskripsikan satwa yang berasal dari famili Carcharhinidae dengan nama ilmiah Carcharias Prionodon leucas. Kemudian, nama ilmiah tersebut berubah menjadi Carcharhinus leucas.

Pada tahun 1916, hiu banteng disalahkan atas serangkaian serangan pada manusia saat itu. Hal tersebut menginspirasi Peter Benchley menerbitkan bukunya yang berjudul Jaws. Steven Spielberg lantas memfilmkan buku tersebut pada tahun 1975.

BACA JUGA: Hiu Lanjaman, Sang Hiu Sutra Yang Harus Kita Jaga

Bertubuh Kekar dan Gagah

Panjang maksimum hiu banteng sekitar 4 meter, dengan berat maksimum 316,5 kg. Ketika baru lahir, hiu ini umumnya berukuran 56 hingga 80 cm saja. Ketika dewasa, hiu jantan berukuran rata-rata 1,5 m hingga 2,26 m.

Sementara, para hiu betina berukuran panjang 1,8 m hingga 2,3 m. Peneliti Branstetter dan Stiles (1987) memperkirakan laju pertumbuhan hiu ini sekitar 4-5 cm per tahun.

Taksonomi hiu banteng (Carcharhinus leucas). Foto: Inaturalist

Taksonomi hiu banteng (Carcharhinus leucas). Foto: Greeners

Hiu banteng memiliki tubuh sangat kekar serta moncong yang tumpul dan membulat. Sirip punggung pertamanya berukuran besar, berbentuk segitiga lebar dengan ujung meruncing. Sementara, sirip keduanya berukuran jauh lebih kecil. Satwa ini memiliki mata yang lebih kecil daripada hiu Carcharhinidae lainnya.

Tubuhnya berwarna pucat hingga abu-abu gelap di bagian atas, memudar menjadi warna krem pucat di bagian bawahnya. Pada hiu banteng muda, ujung sirip berwarna gelap yang akan memudar menjadi kehitaman. Warna tersebut akan menyebar seiring bertambahnya usia.

BACA JUGA: Angelshark, Hiu Pesisir yang Kerap Mengubur Diri dalam Pasir

Ikan-ikan bertulang dan hiu kecil sebagian besar merupakan makanan hiu banteng. Bahkan, mereka juga memangsa ikan pari dan hiu remaja dari spesies mereka sendiri. Mereka juga memangsa penyu, lumba-lumba, udang, burung, kepiting, cumi-cumi, hingga anjing.

Ketika melaju di dasar perairan, hiu ini memang terlihat lamban. Namun, sebenarnya mereka adalah perenang yang cepat dan sangat lincah. Satwa ini tercatat dapat berenang dengan kecepatan lebih dari 19 km/jam dalam jarak pendek.

Hiu Banteng Menyukai Perairan Dangkal

Hiu banteng pernah berada di sungai-sungai yang berjarak ratusan mil dari laut. Namun, mereka paling sering berada di laut dan muara dekat pantai. Mereka menyukai area pesisir dangkal dengan kedalaman kurang dari 30 m, tetapi berkisar antara 1-150 m. Hiu ini juga berkembang biak di area dangkal seperti laguna yang bersalinitas rendah. Namun, hal ini tidak sesering yang mereka lakukan di laut.

Keberadaan hewan ini cukup mudah dijumpai. Mereka berada di sepanjang pesisir Amerika Serikat, Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan, Afrika, India, Australia, hingga Asia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, hiu banteng dilaporkan kehadirannya pada Juni 2020 di  hulu Sungai Indragiri, Provinsi Riau. IUCN mengkategorikan status konservasi hiu ini ke dalam status rentan (vulnerable) yang mengacu pada asesmen terakhir di tahun 2020.

 

Penulis: Anisa Putri

Editor: Indiana Malia

Top