Berbisnis Sekaligus Mengampanyekan Perbaikan Infrastruktur Jalan Raya

Reading time: 2 menit
Foto: komunitas WestBike Messenger Service

Jakarta (Greeners) – Permasalahan infastruktur jalan raya selalu menjadi polemik yang terus diperdebatkan. Berbagai pakar dan ahli turut berebut menyampaikan pandangannya terkait penyelesaian permasalahan infrastruktur jalan raya.

Di DKI Jakarta, Pemerintah tengah membangun sebuah kendaraan massal yang digadang-gadang mampu mengurangi kemacetan Ibukota. Sementara itu, para pejalan kaki dan pesepeda dibuat tak berdaya dengan kondisi infrastruktur yang semrawut di Jakarta. Berbagai kebijakan pun dibuat. Namun, kenyataan yang ada seolah menyatakan pesepeda dan pejalan kaki bukanlah bagian dari bagian pengguna jalan raya.

Dalam keadaan tersebut, sebuah bisnis jasa pengantar barang bersepeda dibentuk. Untuk apa? Mungkin banyak yang menyepelekan peran pesepeda di jalan raya. Mungkin juga banyak yang berpendapat bahwa sepeda hanya moda transportasi jarak pendek yang hanya akan menyusahkan jika dijadikan moda transportasi utama di Jakarta.

Namun, Founder dari Westbike Messenger Service (WMS), Hendi Rachmat menyangkal hal tersebut. Menurutnya, permasalahan jalan raya di Jakarta hanyalah infrastruktur. Ia berpendapat, jika pemerintah serius dalam membenahi infrastruktur jalan raya, maka tidak sulit untuk merubah pola pikir masyarakat tentang sepeda dan membuat mereka semua mulai melirik sepeda menjadi sebuah moda transportasi sehari-hari.

“Jika infrastrukturnya memadai, banyak kok yang menggunakan sepeda. Sekarang kalau masyarakat mau pakai sepeda tapi enggak ada jalur yang pasti dan malah membahayakan si pesepeda, kan sama saja bohong,” ungkapnya saat menerima kunjungan dari Greeners di markas WMS, Pasar Santa, Jakarta Selatan, Selasa (02/12).

Founder dari Westbike Messenger Service (WMS), Hendi Rachmat. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Pada kesempatan tersebut, Hendi menjelaskan bahwa WMS adalah pengantaran paket cepat dengan menggunakan berbagai jenis sepeda milik para kurirnya. Jasa pengiriman dengan sepeda ini didirikan pada Oktober 2013 bersama dengan Duenno Ludissa sebagai partner pertamanya.

Hendi menjelaskan, ide mendirikan WMS ini berawal dari kecintaannya pada sepeda. Setelah sepeda fixie booming dan surut kembali pada tahun 2010-2012, Hendi berpikir bagaimana merawat kecintaannya pada sepeda ini agar tetap berjalan. Mendapat gagasan dari kota-kota besar, seperti New York, San Francisco, dan California, Hendi coba menjawab masalah macet Jakarta.

“Pada hari kerja pukul 09.00 sampai pukul 19.00, kebutuhan pengiriman cepat tanpa banyak hambatan dan perantara jadi mendesak. Untuk itu, WMS menawarkan paket VVIP dengan jaminan dua jam sampai dan VIP yang sampai pada hari yang sama,” tambahnya.

Karena jaminan kepastian sampai dan kampanye hidup sehat yang ditawarkan, pengguna jasa kurir sepeda pun meluas, diantaranya ada produsen makanan Puravida. Selain itu, Kedutaan Besar Norwegia juga menggunakan jasa WMS untuk pengantaran surat.

“Selain itu, uji coba pembatasan sepeda motor di jalan-jalan protokol menjadi keuntungan tersendiri dalam bisnis ini,” pungkasnya.

Hendi menyewa empat los di lantai dua Pasar Santa yang tumbuh sebagai pusat aktivitas kreatif anak muda sebagai base camp WMS. Lebih jauh ia menerangkan bahwa hanya mengantarkan barang berdimensi 40x25x20 dengan berat maksimal 9 kg. Dengan jumlah crew sebanyak 17 orang, WMS mampu mengantarkan barang pesanan tersebut ke wilayah Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan dengan pengantaran yang tidak pernah lewat dari dua jam.

(G09)

Top