BMKG Siap Perkuat Sistem Peringatan Dini Gempa di IKN Baru

Reading time: 2 menit
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memberikan penjelasan terkait sistem peringatan dini bencana. Foto: BMKG

Jakarta (Greeners) – Badan Meteorolog Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memastikan akan memperkuat sistem peringatan dini gempa bumi di Pulau Kalimantan. Langkah mitigasi ini terkait pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Penajam Pase Utara.

Kalimantan merupakan pulau yang memiliki faktor kegempaan relatif lebih kecil dibandingkan pulau lainnya di Indonesia. Pasalnya, pulau ini tidak berada di zona megathrust atau zona tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Sehingga, apabila terjadi gempa, maka Pulau Kalimantan tidak terlalu banyak terkena dampak.

Sementara berdasarkan sejarah kegempaan, BMKG mencatat Pulau Kalimantan relatif tidak banyak terjadi gempa bumi yang menimbulkan kerusakan berat hingga korban dalam jumlah banyak.

Meski demikian, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menegaskan, bukan berarti tidak ada gempa di sana. Oleh karenanya sistem peringatan dini gempa dibutuhkan.

“Kami akan memperkuat sistem peringatan dini gempa bumi di Pulau Kalimantan dengan menambah jumlah sensor accelerograph dan intensity meter,” katanya saat kunjungan ke Kalimantan Timur, baru-baru ini.

Accelerograph adalah suatu instrumen untuk mencatat/merekam getaran kuat (percepatan) gempa bumi terhadap waktu. Sementara intensity meter berfungsi untuk mendeteksi guncangan pada suatu peralatan tertentu akibat gempa bumi.

Perkuat Infrastruktur IKN dari Potensi Bencana

Langkah tersebut merupakan dukungan penuh BMKG dalam penyelenggaraan kegiatan persiapan, pembangunan dan pemindahan IKN. Meskipun, kata dia, BMKG termasuk dalam daftar lembaga yang tidak ikut pindah ke IKN di Kalimantan Timur.

“Utamanya dalam hal mempersiapkan data dan informasi dalam pembangunan infrastruktur di IKN, mitigasi potensi bencana alam dan berbagai kegiatan berkenaan dengan penyelenggaraan meteorologi, klimatologi dan geofisika perlu,” ungkap dia.

Dukungan lainnya, tambah Dwikorita, BMKG juga akan turut mengawal visi Presiden Jokowi untuk menjadikan IKN sebagai kota yang inklusif, kota yang hijau, kota yang cerdas dan kota yang berkelanjutan. Hal ini sangat erat kaitannya dengan isu perubahan iklim dan komitmen Indonesia dalam menangani perubahan iklim tersebut.

Menurut dia, Indonesia di sejumlah forum internasional menunjukkan ketegasan ambisi dan komitmen dalam berkontribusi pada pengendalian perubahan iklim dengan menahan kenaikan suhu bumi di bawah 1,5 derajat Celcius. Proses pembangunan IKN di Kalimantan Timur juga mengusung upaya pengendalian perubahan iklim.

“Ini adalah pekerjaan besar dan InsyaAllah kami siap menyukseskan visi Presiden Jokowi membangun IKN dengan mengadopsi prinsip keberlanjutan untuk lingkungan sekitar Nusantara. Prinsip tersebut akan mengadopsi adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim,” pungkasnya.

Penulis : Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top