Bali Barat Bangun Fasilitas Pengolah Sampah Berkapasitas 40 Ton

Reading time: 2 menit
Fasilitas Pebgolahan Smpah
Fasilitas Pengolahan Sampah. Ilustrasi: shutterstock.com

Jakarta (Greeners) – Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali Barat, meletakan batu pertama pada 27 Juli lalu untuk membangun fasilitas pengolahan sampah padat. Fasilitas tersebut akan dilengkapi dengan area pemilahan dan pengolahan sampah, peralatan penanganan residu, hingga sarana pendukung lain. Pembangunan yang diharapkan selesai pada akhir 2020 itu difungsikan untuk mengelola dan mendaur ulang sampah organik maupun non-organik dari rumah tangga, usaha, atau industri sekitar.

Pembangunan fasilitas pengelolaan sampah merupakan hasil kerja sama antara program STOP, lembaga The Alliance to End Plastic Waste, dan pemerintah Kabupaten Jembrana. Program ini disebut menjadi tonggak penting dalam upaya mengatasi kebocoran sampah plastik ke lingkungan.

Baca juga: Balai Konservasi Identifikasi Penyebab Kematian Paus Biru di Kupang

Toby Manners, Project ManagerThe Alliance to End Plastic Waste ketika dihubungi Greeners mengatakan bahwa fasilitas pengelolaan sampah padat dapat memproses sekitar 40 ton sampah per hari jika nanti telah beroperasi. Menurutnya proyek ini akan mengelola sampah dari Kecamatan Jembrana dan Kecamatan Negara serta berdampak terhadap 150.000 penduduk di wilayah tersebut.

“Untuk memfasilitasi ini kami akan menciptakan sekitar 100 pekerjaan tetap untuk mengelola fasilitas, pengumpulan sampah, dan pendidikan. Terlibat dengan masyarakat adalah bagian penting dari strategi kami untuk memastikan implementasi jangka panjang dari sistem pengolahan sampah ini,” ujar Toby kepada Greeners, Selasa, (28/07/2020).

Pemerintah Kabupaten Jembrana Bali

Asisten I Divisi Pemerintahan, Kabupaten Jembrana, Bali Barat, I Nengah Ledang, meletakkan batu pertama fasilitas pengolahan sampah di Jembrana, Bali, Senin, 27 Juli 2020. Pembangunan fasilitas bertujuan untuk menghilangkan kebocoran plastik ke lingkungan. Foto: The Alliance to End Plastic Waste

Sebagai bagian dari studi percontohan yang dimulai pada awal Juli, kata dia, pengumpul sampah dan fasilitator masyarakat dari aliansi telah mendatangi 100 rumah tangga di dua kecamatan sasaran. Mereka memberikan edukasi mengenai berbagai jenis sampah, cara memilah, dan prosedur pengumpulan.

“Kami menargetkan untuk mencegah lebih dari tiga juta ton sampah plastik bocor ke lingkungan per tahun. Secara garis besar, kami bertujuan untuk mencapai tiga kota bebas sampah plastik dan mengolah lebih dari 3.400 kiloton sampah plastik melalui proyek-proyek aliansi. Kami berharap pekerjaan yang kami lakukan dapat berkontribusi dalam mendukung kehidupan masyarakat yang lebih sehat, dengan memastikan adanya rasa kepemilikan terhadap pengelolaan sampah,” ujar Toby.

Baca juga: Hari Mangrove Sedunia, Pemerintah Targetkan Rehabilitasi Ekosistem Mangrove

Dukungan terkait pembangunan fasilitas pengelolaan sampah ini juga datang dari I Wayan Sudiarta, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jembrana. Ia mengatakan pengelolaan sampah adalah sebuah program prioritas di situasi pandemi COVID-19 saat ini. Menurutnya program persampahan untuk masyarakat harus terus berjalan untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat.

“Kami senang ikut serta dalam kemitraan ini untuk mengampanyekan pentingnya mengelola sampah dari rumah, mengumpulkan sampah rumah tangga, dan menyediakan fasilitas pengolahan sampah untuk masyarakat,” ujar Wayan di acara peletakan batu pertama fasilitas pengolahan sampah yang baru di Jembrana, Bali, Senin (27/07/2020).

Penulis: Dewi Purningsih

Top