Fenomena Langka, Tiga Puting Beliung Berpusar di Kepulauan Seribu

Reading time: 2 menit
tiga puting beliung
Tiga puting beliung terjadi secara bersamaan di perairan Kepulauan Seribu pada Senin (23/10/2017) pukul 09.00 WIB. Foto: BNPB

Jakarta (Greeners) – Fenomena langka penampakan tiga puting beliung terjadi secara bersamaan di perairan Kepulauan Seribu. Tiga puting beliung ini terjadi di daerah Karang Lebar, Kelurahan Harapan, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta pada Senin (23/10/2017) pukul 09.00 WIB kemarin.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mengatakan bahwa fenomena tersebut merupakan peristiwa langka dimana tiga puting beliung berjejeran secara bersamaan. Apalagi di wilayah tropis fenomena tersebut jarang terjadi.

“Ini makin menunjukkan bahwa iklim telah berubah akibat dari rusaknnya lingkungan dan keseimbangan sistem bumi,” kata Sutopo kepada Greeners, Jakarta, Selasa (24/10).

BACA JUGA: BNPB Prediksi 1,4 Juta Jiwa akan Terdampak Kekeringan

Puting Beliung terjadi di dekat Pulau Opak, di belakang Pulau Kaliage yang merupakan pulau yang tidak berpenduduk. Tidak ada korban jiwa dan kerusakan bangunan. Ekor puting beliung berputar di sekitar perairan sehingga menimbulkan gelombang kecil di laut.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah melakukan koordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah terkait melalui Pusat Data dan Informasi Kebencanaan dan Call Center Jakarta Siaga 112. Hingga saat ini, kondisi masih normal dan aktivitas masyarakat berjalan dengan aman.

tiga puting beliung

Foto: BNPB

Fenomena kemunculan puting beliung dikabarkan terus meningkat saat musim pancaroba. Adanya perbedaan temperatur yang kontras antara permukaan daratan, perairan dan atmosfer menyebabkan adanya perbedaan tekanan udara sehingga membentuk puting beliung.

“Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dengan cuaca ekstrem selama musim pancaroba. Hujan deras yang diikuti dengan angin kencang dan puting beliung berpotensi meningkat kejadiannya. Hindari aktivitas di bawah pohon-pohon besar dan papan-papan reklame yang besar karena berpotensi roboh tertiup angin kencang. Waspadai banjir akibat meluapnya drainase dan sungai yang ada,” tambahnya.

BACA JUGA: BNPB and MIT Launches PetaBencana.id

Berbeda dengan Sutopo, Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Kabag Humas BMKG), Hary T. Djatmiko, melalui keterangan resminya mengatakan, puting beliung seperti yang terjadi di Kepulauan Seribu adalah fenomena alam biasa. Ia mengatakan, fenomena alam tersebut memang lebih banyak terjadi di masa transisi atau pancaroba seperti saat ini. Gejalanya pun bisa diamati.

“Satu hari sebelum munculnya fenomena alam biasanya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu-abu hingga hitam, timbul hujan deras hingga puting beliung yang berdurasi singkat,” tutupnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top