Saninten, Si “Rambutan Hutan” yang Langka

Reading time: 3 menit
Biji Saninten bisa bernilai ekonomis. Foto: Inaturalist

Tak hanya sebagai pohon tempat mencari makan dan bersarang bagi satwa liar, seperti burung dan mamalia, saninten berpotensi sebagai sumber pangan baru. “Rambutan Hutan” begitulah masyarakat setempat menjulukinya karena buah dan daunnya mirip rambutan.

Saninten (Castanopsis argentea) merupakan salah satu indigenous species. Masuk dalam famili Fagaceae, saninten berperan penting dalam ekosistem pegunungan dengan tajuk yang lebar. Permudaan alam pohon ini sulit ditemukan karena populasinya sangat sedikit.

Di Gunung Ciremai, saninten dianggap punya “pasangan hidup” yakni pohon pasang (Arthocarpus sp). Masyarakat setempat meyakini pohon pasang sebagai “suami” dari saninten. Diduga, pohon pasang memiliki peran penting dalam proses pembuahan Saninten.

Morfologi dan Ciri-Ciri Saninten

Bagian Pohon

Pohon ini memiliki tinggi 35 hingga 40 meter. Kulit batangnya berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan tidak rata. Terdapat alur-alur memanjang pada batang yang tak lain adalah garis empulur yang menonjol keluar. Berangan adalah nama lain Saninten. Memiliki daun tunggal berseling, berbentuk lancip memanjang (lanset).

Bagian Daun

Daun pohon Saninten berbentuk lancip memanjang (lanset) dengan ukuran panjang 7-12 sentimeter dan lebar 2-3,5 sentimeter. Permukaan daun licin berlilin, dan bagian bawahnya berwarna abu-abu keperakan tertutup bulu-bulu menyerupai bintang atau sisik yang lebat. Tumbuhan ini berdaun tunggal dengan kedudukan berseling dan tersusun seperti spiral dan daun penumpu mudah luruh.

Bagian Bunga

Pohon ini berbunga pada Agustus-Oktober dan berbuah pada November-Februari. Bunga jantan tersusun dalam untaian berbentuk bulir sepanjang 15-25 sentimeter. Sedangkan, bunga betina tumbuh menyendiri dengan panjang 5-15 sentimeter, berdiameter 2-4 milimeter, dan bunga berwarna kuning keputihan.

Bagian Buah

Buahnya bertangkai seperti buah rambutan, berkelompok. Bagian kulit buah tertutup oleh duri yang tumbuh berkelompok, ramping, tajam, dan berkayu. Buah berbentuk bulat telur dengan duri mencuat pada empat sisi yang berisi tiga biji berbentuk tipis dan cekung. Biji biasanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan baik melalui perebusan maupun pembakaran.

Dalam satu kilogram terdapat 250 butir buah atau dalam satu liter terdapat 159 butir buah. Buah tidak dapat kita simpan lama karena daya berkecambahnya cepat menurun, buah segar memiliki daya berkecambah sekitar 75 %.

Kulit batang

Kulit batang pohon berwarna hitam, kasar, dan pecah-pecah dengan permukaan batang tidak rata. Terdapat alur-alur memanjang pada batang yang tak lain adalah garis empulur yang menonjol keluar. Hal ini merupakan salah satu ciri khas organ vegetatif famili Fagaceae. Kayu terasnya berwarna coklat kelabu sampai merah muda, kayu gubal atau bagian tengah berwarna putih, kuning muda, dan kadang-kadang kemerah-merahan.

Habitat dan Konservasi

Saninten merupakan salah satu tumbuhan yang tumbuh di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat. Permudaan pohonnya sulit karena populasinya sangat sedikit, sementara buahnya satwa liar dan masyarakat lokal sukai.

Penyebaran Saninten meliputi Jawa, Sumatra, Papua, Myanmar, dan Malaysia. Di Eropa terdapat buah dari famili Fagaceae yang dinamakan buah kastanjes (Castanopsis sativa Bl.). Saninten juga tumbuh di Myanmar, Malaysia, Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Swedia, Ukraina, dan Amerika Serikat.

Beberapa upaya konservasi yaitu konservasi secara in-situ di habitat alaminya yang berada di beberapa taman nasional dan cagar alam, khususnya di beberapa pegunungan Jawa. Salah satu usaha konservasi pohon ini yaitu konservasi berupa restorasi lahan di Gede Pangrango yang memberikan hasil yang positif untuk pertumbuhan Saninten.

Manfaat dan Kegunaannya

Kayu saninten bermanfaat untuk bahan bangunan dan konstruksi serta sebagai tanaman pelindung jalan, ataupun pada areal hutan dan taman kota untuk kegiatan konservasi ex situ.

Selain itu buahnya bermanfaat sebagai obat dan bagian biji sebagai makanan. Masyarakat biasa memanfaatkannya sebagai sumber pangan, seperti merebus, memanggang biji dan sebagai campuran dalam pembuatan kue dan coklat.

Melihat hal tersebut, biji Saninten berpeluang menjadi komoditas ekonomi yang cukup menjanjikan. Beberapa jenis Castanopsis lainnya telah menjadi komoditas dengan nilai ekonomi tinggi.

Taksonomi Saninten (Castanopsis argentea) 

Penulis: Ramadani Wahyu

Editor : Ari Rikin

Top