Bahan Bakar Kendaraan dari Kotoran Manusia

Reading time: 2 menit
Truk operasional dari kota Grand Junction, Kolorado di Amerika tengah mengisi bahan bakar yang berasal dari pengolahan kotoran manusia. Foto: inhabitat.com via gjcity.org

Berbicara tentang energi terbarukan sebenarnya tidak serumit yang kita bayangnya. Materinya ada di sekeliling kita. Kita mengenal biogas, energi yang berasal dari gas alam yang keluar dari kotoran binatang dan manusia.

Sudah banyak usaha dari pemerintah maupun pihak swasta yang menggunakan peralatan pengurai anaerobik untuk mengubah limbah menjadi biogas. Namun biasanya hanya digunakan sebagai bahan bakar seperti kompor, yang selama ini dianggap sebagai metode rendah emisi untuk menghilangkan gas metana dan gas-gas lain yang dihasilkan dari limbah. Tapi pada dasarnya, gas alam ini merupakan solusi yang baik untuk bahan bakar kendaraan dan semua alat-alat listrik yang kita pakai sehari-hari, bukan hanya kompor.

Salah satu kota di Amerika mulai unjuk gigi perihal penerapan biogas. Kota Grand Junction di Kolorado telah mengkonversikan kotoran manusia menjadi bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan energi 40 kendaraan di kotanya. Proses untuk mengolah limbah menjadi bahan bakar untuk kendaraan truk tersebut jauh lebih canggih dan harus melalui beberapa langkah tambahan.

Setelah pengurai anaerobik memecahkan unsur-unsur organik di dalam limbah, biogas hasil penguraian bisa ditingkatkan lagi menjadi biometana. Dengan cara ini, gas yang dihasilkan bisa dipakai untuk berbagai aplikasi energi.

Stasiun pengisian bahan bakar biometana di kota Grand Junction, Kolorado, Amerika. Foto: inhabitat.com via gjcity.org

Stasiun pengisian bahan bakar biometana di kota Grand Junction, Kolorado, Amerika. Foto: inhabitat.com via gjcity.org

Dengan menangkap dan membersihkan biogas yang masih mentah menjadi energi yang bisa digunakan, IPAL Persigo di kota Grand Junction mampu menangkap kesempatan yang selama ini terlupakan. Mereka bahkan mengklaim bahwa mereka yang pertama kali melakukannya di Amerika.

“Setahu kami, kami lah satu-satunya pemerintahan kota yang mempunyai pengolahan limbah dengan hasil produksi biogas yang dijadikan bahan bakar untuk kendaraan,” ungkap Dan Tonello, manajer layanan pengolahan limbah di Persigo seperti dikutip dari laman Inhabitat yang dilansir dalam situs The Guardian.

Saat ini, bahan bakar kotoran manusia tersebut digunakan untuk menjalankan truk sampah, mobil penyapu jalan dan bis-bis transit.

Menurut Bret Guillory, ahli utilitas di kota Grand Junction, mengkonversikan kotoran manusia menjadi bahan bakar telah mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 80 persen. Proyek yang menghabiskan biaya sebanyak 2,8 juta dollar selama 10 tahun ini, bukan saja sebuah kemenangan terhadap perjuangan lingkungan tapi juga bertujuan untuk mengurangi pengeluaran kota.

Suatu saat proyek ini akan membayar sendiri pengeluarannya dalam tujuh tahun ke depan dan ini menunjukkan angka investasi yang baik.

Penulis: NW/G15

Top