Carbfix Sulap Karbon Dioksida Menjadi Batu

Reading time: 2 menit
Foto : Instagram CARBFIX

Kita semua tahu bahwa emisi karbon merupakan salah satu faktor utama dari terjadinya krisis iklim saat ini. Emisi ini telah menyumbang lebih dari 60 persen permasalahan lingkungan yang berkaitan dengan perubahan iklim, seperti gangguan pola cuaca hingga pengasaman laut. Guna mencegah terjadinya kerusakan alam yang lebih lanjut, sebuah perusahaan startup asal Islandia, Carbfix, berinovasi untuk “menyulap” karbon dioksida menjadi batu!

“Carbfix sendiri bermula sebagai sebuah proyek yang terbentuk pada tahun 2006. Proyek ini mendapatkan bantuan dari Reykjavik Energy, The University of Iceland, CNRS, dan Columbia University. Adapun tujuan awal dari terciptanya startup ini yaitu untuk menekan laju produksi emisi karbon dengan cara mengubah karbon dioksida dari kawasan industri menjadi bebatuan,” tulis Carbfix dalam situs resmi mereka.

Lantas, mengapa Carbfix memilih batu sebagai hasil akhir dari pengolahan karbon dioksida? Mengutip dari situs resmi mereka, karbon dalam jumlah besar secara alami akan tersimpan di bebatuan. Terinspirasi akan hal tersebut, perusahaan milik Edda Sif Pind Aradottir ini memutuskan untuk menciptakan batu buatan yang dapat menyimpan karbon dioksida dalam jumlah yang cukup besar.

“Ini merupakan teknologi yang murah, ekonomis, ramah lingkungan, dan dapat terus berkembang. Pada dasarnya, kami hanya melakukan apa yang telah alam lakukan selama jutaan tahun lamanya. Kami membantu alam untuk membantu dirinya sendiri,” ujar Edda, seperti dilansir dari Eco Watch.

Sampel Karbonat yang diambil di lokasi injeksi Carbfix. Foto : Carbfix.com

Lewati Beragam Proses

Untuk menciptakan batu yang terbuat dari karbon dioksida, Carbfix bekerja sama dengan perusahaan asal Swiss, Climeworks. Berkolaborasi dengan Climeworks, Carbfix melakukan proses yang bernama “penangkapan” karbon. Ini merupakan langkah awal dari proses pembuatan batu berbahan karbon dioksida.

Gas karbon dioksida yang kebanyakan bersumber dari fasilitas industri akan “ditangkap” oleh Carbfix sebelum gas tersebut memasuki lapisan atmosfer. Hal ini tentu saja dapat mengurangi produksi jejak karbon dan dapat meniadakan emisi karbon yang sebelumnya tidak tertangani. Setelah gas karbon dioksida berhasil terkumpul, gas tersebut akan melewati proses pelarutan. Carbfix melarutkan gas karbon dioksida tersebut dengan menggunakan air.

Setelah gas tersebut larut sepenuhnya, mereka akan menyuntikkan larutan karbon dioksida pada suatu cetakan yang berbentuk seperti iglo dan terletak di bawah tanah. Larutan tersebut akan melalui proses injeksi ke dalam cetakan dengan menggunakan kecepatan tinggi. Setelah itu, proses pemadatan batu pun akan berlangsung. Butuh waktu sekitar dua tahun untuk mengubah larutan karbon dioksida menjadi batuan yang padat.

Penulis: Anggi R. Firdhani

Sumber:

Eco Watch

 

Top