Wana Tirta Lestarikan Pasir Mendit Dengan Mangrove

Reading time: < 1 menit

Yogyakarta (Greeners) – Mangrove adalah satu tumbuhan alami yang dapat mengatasi abrasi bibir pantai. Menangani abrasi di pesisir pantai memerlukan tindakan yang serius. Seperti halnya abrasi yang terjadi di pesisir pantai selatan. Terakhir, tahun 2013 lalu, tanah puluhan meter dekat bibir pantai Pasir Mendit hilang akibat abrasi.

“Termasuk lahan tambak udang sepanjang 10 meter juga hilang,” kata Warso, Ketua Kelompok Tani Pelestari Mangrove dan Pesisir Pantai ‘Wana Tirta’ di sekretariat Wana Tirta, usai melakukan penanaman mangrove, Minggu (08/06).

Salah satu langkah yang dilakukan Warso bersama kelompoknya adalah menanam mangrove. Menanam mangrove dilakukan Warso dan kelompoknya bekerja sama dengan beberapa kelompok yang peduli dengan lingkungan di Pesisir Pantai Pasir Mendit, Desa Jangkaran, Kecamatan Temon, Kulonprogo.

Warso menambahkan, selain mengurangi abrasi, pihaknya berkeinginan untuk mengurangi luasan tambak udang yang berada di dekat pantai Pasir Mendit. Saat ini, luas tambak udang di sana mencapai 20 hektar. Sedangkan, luas bibir pantai yang ditanami mangrove baru 8 hektar.

“Usaha tambak dan mangrove memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Mau saya, masyarakat perlahan bisa memilih melestarikan mangrove meskipun perlu waktu puluhan tahun untuk memperoleh keuntungan,” ujarnya seusai penanaman mangrove.

Beberapa manfaat dari tanaman mangrove selain menahan abrasi dan ramah lingkungan adalah dapat menambah populasi jenis udang, ikan, serta kepiting. “Buahnya juga bisa dibuat makanan,” pungkasnya.

Penanam Mangrove Wana Tirta bekerjasama dengan beberapa komunitas diseputar Yogyakarta diantaranya, Mountain Train Bike (MTB) Federal Indonesia, KeMANGTEER Jogja, Jogja Morning Bike (JMB), Filantropi, Komunitas Menoreh Bikers, Basen Cycling Club (BCC), dan Komunitas Pitpitan Kadipaten (KPK).

Ketua Panitia penanaman mangrove, Bagas Triaji menyatakan keprihatinannya akan terjadinya abrasi di pesisir pantai selatan. Untuk itu, kata Bagas, sangat diperlukan adanya tindakan langsung untuk segera dilakukan.

“Penanaman mangrove ini diharapkan paling tidak bisa mengurangi terjadinya abrasi,” ujar Bagas yang juga anggota MTB Federal Indonesia.

(G35)

Top