Jamur Cangkir Merah, Si Cantik Bercorak Menyala

Reading time: 2 menit
Jamur ini agen penjaga lingkungan karena dapat mengurangi sampah. Foto: Shutterstock

Sarcoscypha coccinea adalah salah satu spesies Sarcoscyphaceae yang menyebar secara luas di Belahan Bumi Utara. Kelompok fungi ini dikenal juga sebagai jamur cangkir merah, karena memiliki bentuk menyerupai cangkir serta berwarna merah pekat.

Mulanya, spesies S. coccinea disebut sebagai Helvella coccinea atau Peziza coccinea. Namun penamaan tersebut dirasa tidak sesuai, sebab bertentangan dengan struktur DNA mereka.

Menurut riset, struktur DNA S. coccinea lebih mirip kelompok Sarcoscypha daripada Helvella atau Peziza. Sedangkan kata “coccinea” ahli serap dari bahasa Latin, yang berarti merah tua.

Nama fungi S. coccinea sendiri diberikan oleh Jean Baptiste Emil Lambotte pada tahun 1889. Mereka juga memiliki beberapa julukan lain, misalnya cangkir elf merah atau topi elf merah.

Morfologi dan Ciri-Ciri Jamur Cangkir Merah

Tubuh buah S. coccinea memang mirip seperti cangkir atau cangkang telur yang telah pecah. Mereka tumbuh dengan warna yang beragam, mulai dari merah, oranye, hingga merah tua.

Diameter jamur tersebut berkisar 4 cm dengan ketebalan 4–6 cm. Spesies ini hanya berbiak setinggi 1–2 cm, namun memiliki bagian batang atau tangkai yang panjangnya sekitar 5 cm.

Terkesan kecil memang, tapi ukuran jamur ini relatif lebih besar dibanding jenis Sarcoscypha lainnya. Batang dan buah memiliki warna senada, coraknya lebih pucat pada bagian bawah.

Walau tidak mengeluarkan bau menyengat, daging jamur cangkir merah tidak bisa dimakan. Namun teksturnya dinilai cukup tipis dan lembut, memiliki bulu-bulu halus dan tidak berasa.

Ketika baru tumbuh, bentuk jamur S. coccinea akan terlihat lebih bulat atau menguncup. Warnanya pun akan memudar atau berubah menjadi kekuningan, terutama saat sudah tua.

Habitat dan Distribusi Jamur Cangkir Merah

Spesies S. coccinea tumbuh pada permukaan batang atau kayu keras. Mereka juga dijumpai pada permukaan ranting yang tertimbun tanah, terutama di daerah yang lembap dan dingin.

Sebagai fungi saprofit, jamur cangkir merah mendapatkan sumber nutrisi dari bahan organik yang telah mati. Pertumbuhannya berlangsung mulai dari musim semi hingga musim dingin.

Secara distribusi, cendawan berordo Pezizales tersebut menyebar ke hampir seluruh negara. Habitatnya dapat kita temukan di negara-negara Afrika, Asia, Eropa, sampai Amerika Utara.

Wilayah dengan curah hujan tinggi adalah lokasi terbaik pertumbuhan jamur cangkir merah. Mereka tidak menyukai udara panas, sehingga sulit dijumpai di negara-negara Mediterania.

Tidak diketahui apakah jenis S. coccinea pernah dikelola sebagai jamur budi daya atau tidak. Nilai ekonominya pun mungkin agak rendah, sebab tidak tergolong sebagai jamur konsumsi.

Guna dan Manfaat Sarcoscypha Coccinea

Pemanfaatan jamur cangkir merah sejatinya telah berlangsung sejak lama. Bagi warga suku Oneida, jamur ini bermanfaat untuk mengobati pendarahan pada pusar bayi yang baru lahir.

Sedangkan di Inggris, mereka digunakan sebagai ornamen dekorasi atau hiasan meja. Jamur ini bahkan berguna sebagai indikator lingkungan, karena selalu muncul di awal musim semi.

Di habitatnya, jamur cangkir merah menjadi dikonsumsi oleh tikus dan siput. Kelestariannya terbilang sangat penting, sebab bermanfaat sebagai pengurai makhluk hidup yang telah mati.

Seperti yang kita ketahui, jamur saprofit mampu mendaur ulang unsur hingga meningkatkan kesuburan tanah. Ia merupakan agen penjaga lingkungan, sebab dapat mengurangi sampah.

Jenis senyawa yang terkandung dalam daging jamur S. coccinea belum diketahui. Namun untuk menghindari risiko keracunan, masyarakat tidak dianjurkan memakan jamur tersebut.

Taksonomi Spesies Sarcoscypha Coccinea

Penulis : Yuhan al Khairi

Top