Block Shop, Mempertahankan Teknik Pencetakan Tradisional

Reading time: 2 menit
Foto: www.ecouterre.com

Dalam dunia fashion, teknik pencetakan dan pewarnaan dengan cara tradisional masih di terapkan di beberapa daerah di Indonesia. Misalnya, membatik dengan teknik tulis maupun cap. Meski pembuatannya memakan waktu yang lama karena pengerjaannya dikerjakan dengan tangan, namun masih cukup banyak orang yang meminati hasil jadi dari teknik ini.

Teknik pencetakan tekstil dengan menggunakan tangan juga diterapkan oleh Block Shop. Perusahaan yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat ini menerapkan teknik cetak tekstil tradisional yang digunakan di Bagru, sebuah kota di Rajistan, India. Teknik ini diperkirakan sudah bertahan lebih dari 350 tahun lamanya.

Foto: www.ecouterre.com

Foto: www.ecouterre.com

Dua bersaudara Lily dan Hopie Stockman, duo pendiri Block Shop, menyatakan bahwa mereka sangat menghargai proses pengerjaan kain dengan tangan ini dan ketidaksempurnaan yang muncul dari teknik ini. Seperti dikutip dalam laman ecouterre.com, Lily dan Hopie mengaku bahwa mereka hanya menggunakan pewarna alami dan menggunakan balok kayu untuk mencetak desain ke atas kain. Menurut mereka, misi dari Block Shop adalah untuk menghasilkan kain yang bercitarasa tinggi sekaligus tetap menjaga standar etika dan lingkungan dalam setiap prosesnya.

Karya dari label yang berdiri pada 2010 ini banyak terinspirasi dari tempat-tempat yang disukai Lily dan Hopie, seperti arsitektur Rajasthani dan bentuk geometris dari bangunan-bangunan kuno di Jaipur yang berwarna layaknya ikan salmon (merah jambon, Red). Sementara itu, palet warna mereka terinspirasi dari Gurun Mojave.

Foto: www.ecouterre.com

Foto: www.ecouterre.com

Walaupun baru melebarkan sayap dengan melakukan grosir, Block Shop sudah bekerjasama dengan Poketo yang berlokasi di LA, termasuk pelatihan hand block printing di Joshua Tree pada musim semi ini. Bagi Block Shop, berinteraksi dengan konsumen adalah hal yang sangat mereka sukai.

Lily dan Hopie menginvestasikan 5 persen dari keuntungan mereka untuk program kesehatan bagi masyarakat Bagru. Tahun 2014 lalu, mereka mendirikan klinik kesehatan pertama mereka yang telah melayani 250 orang. Dan, pada Februari lalu, keduanya juga memulai proyek 2015 untuk membangun metode penyaring dan tangki air dengan metode Ultraviolet dan RO (osmosis terbalik) di 18 rumah anggota komunitas kami. Proyek ini untuk mengurangi penyakit yang terbawa dari air di Bagru. Diharapkan program ini dapat berjalan untuk jangka panjang.

Penulis: Gloria Safira

Top