Indro Warkop: Safety Riding Itu Harga Mati

Reading time: 2 menit
Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Jakarta (Greeners) – Berkendara di jalan raya, khususnya Ibukota Jakarta, ternyata membutuhkan mental dan kedisiplinan yang kuat. Bukan apa-apa. Tanpa kedua hal dasar tersebut, maka jargon safety riding (berkendara yang baik) dipastikan tidak akan terwujud.

Bagi Drs. H. Indrodjojo Kusumonegoro atau yang akrab disapa Indro “Warkop”, safety riding adalah harga mati yang tidak bisa ditawar. Menurutnya, siapapun baik pengendara motor, mobil bahkan sepeda. Mau yang tergabung di dalam klub atau perseorangan, safety riding adalah hal yang harus diutamakan ketika berkendara.

“Kalau mau bicara safety riding, itu kan hak semua pengendara dan juga kewajiban yang harus dilakukan. Bahkan seharusnya kalau di luar negeri sana itu safety riding ada standarnya. Nah, standar ini yang harus diketahui oleh para pengendara,” jelas Indro saat ditemui di sela-sela Pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015.

Sayangnya, tutur Indro lagi, standar yang harus dimiliki di Indonesia agar para pengendara mau melakukan safety riding masih menjadi barang yang luar biasa. Padahal, standar ini adalah syarat untuk mendapatkan ijin berkendara.

Salah satu pendiri Harley Davidson Club Indonesia ini menyontohkan proses pembuatan Surat Izin Mengemudi (SIM) di Indonesia dan Amerika. Kata Indro, penduduk Amerika baru bisa mendapatkan SIM setelah melalui proses panjang yang bisa memakan waktu hampir tiga bulan. Sedangkan di Indonesia, dalam tiga puluh menit saja, SIM sudah bisa digenggam.

“Permasalahan yang ada sekarang itu ada di prinsip. Semua orang yang mau bikin SIM minimal itu harus paham dengan safety riding. Coba aja dicek di jalan raya. Saya yakin 50 persen pengendara bahkan tidak punya SIM. Jadi “boro-boro” mau safety riding,” tuturnya.

Terkait penggunaan pengawalan konvoi klub motor maupun mobil yang menggunakan jasa kepolisian, pria yang lahir 57 tahun yang lalu ini meminta kepada para rider senior untuk tidak perlu menggunakan pengawalan kepolisian karena melihat posisi rider senior yang pasti telah memiliki pengalaman dan paham akan safety riding.

“Saya pikir anak-anak lama enggak perlu lah dikawal-kawal. Mereka sudah tahu bagaimana menjaga diri sendiri, bagaimana berlalulintas yang baik,” pungkasnya.

Penulis: Danny Kosasih

Top