Perhiasan Kertas 31 Bits, Bawa Wanita Uganda Lebih Berdaya

Reading time: 2 menit
perhiasan kertas
Foto: ecouterre.com

Bagi beberapa orang, perhiasan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan prestise. Biasanya, perhiasan yang dianggap menarik identik terbuat dari emas ataupun batu permata. Namun 31 Bits, sebuah social enterprise atau usaha sosial yang bermarkas di California Selatan, mampu membantah anggapan tersebut. 31 Bits mampu mengubah kertas bekas menjadi sebuah perhiasan dengan nilai jual yang tinggi.

31 Bits didirikan oleh Kallie Dovel beserta empat rekan lainnya, yaitu Alli Swanson, Anna Toy, Brooke Hodges, dan Jessie Simoson. 31 Bits memiliki fokus usaha dalam bidang pembuatan perhiasan dan dalam bidang kemanusiaan. Ya, 31 Bits diciptakan dengan tujuan awal untuk membantu kehidupan para wanita di Uganda, Afrika Timur.   

Ide diciptakannya 31 Bits bermula pada saat Kallie berkunjung ke Uganda.  Di Uganda, Kallie menemukan begitu banyak wanita yang masih tidak mampu dan terbelakang dalam pendidikan.  

Meskipun para wanita tersebut lemah dari segi pendidikan dan finansial, ternyata mereka memiliki skill yang mumpuni dalam membuat perhiasan. Melihat fenomena tersebut, tergeraklah keinginan Kallie untuk memajukkan nasib dari wanita-wanita Uganda tersebut dengan membuat sebuah usaha untuk mewadahi kemampuan mereka.

perhiasan kertas

Koleksi perhiasan dari 31 Bits. Foto: ecouterre.com

Koleksi perhiasan 31 Bits meliputi kalung, gelang, anting, cincin, dan liontin. Material yang digunakan dalam membuat perhiasan ini sangat unik. Para pengrajin mengumpulkan kertas dari poster, pamflet, bahkan buku tulis bekas. Kertas-kertas tersebut dibentuk menjadi manik-manik kemudian dilapisi dengan suatu lapisan berbahan dasar air. Seluruh produk keluaran 31 Bits dibuat secara handmade alias buatan tangan.

“Seluruh perhiasan kami dibuat secara hati-hati dengan menggunakan tangan, mulai dari proses pemotongan kertas hingga proses merangkai manik-manik menjadi perhiasan. Setiap detail dari perhiasan sangat diperhatikan. Setiap perhiasan memiliki keunikan tersendiri karena dibuat oleh manusia secara langsung,” ungkap Kallie seperti dilansir dalam situs Ecouterre.com.

Dalam koleksinya, 31 Bits menghadirkan berbagai macam perhiasan yang memiliki nuansa etnik.  Warna-warna catchy seperti oranye, merah muda, biru, hijau, merah, dan kuning mendominasi koleksi ini. Selain itu, perhiasan ini didesain untuk segala usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa dapat memakainya.  

Dalam situs resminya, 31 Bits menyatakan bahwa tiap perhiasan memiliki cerita tersendiri. Setiap produk yang dihasilkan oleh 31 Bits menggambarkan harapan wanita Uganda untuk bisa menjadi wanita yang lebih hebat. Melalui 31 Bits, Kallie berharap bahwa wanita Uganda dapat menjadi lebih percaya diri dan siap untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Penulis: Anggi Rizky Firdhani

Top