Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, WWF Soroti Perdagangan Satwa Ilegal

Reading time: 2 menit
hari cinta puspa dan satwa
CEO WWF Indonesia Rizal Malik. Foto: greeners.co/Dewi Purningsih

Jakarta (Greeners) – Bertepatan dengan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional, World Wild Fund for Nature (WWF) mengadakan acara kampanye “Stop Perdagangan Ilegal Satwa Liar Dilindungi” yang bertujuan untuk menyadarkan dan mengajak masyarakat Indonesia untuk menghentikan perdagangan satwa dilindungi yang saat ini semakin meningkat dari tahun ke tahun.

CEO WWF Indonesia Rizal Malik mengatakan bahwa Indonesia adalah biodiversity hotspot, di mana Indonesia memiliki 10% tanaman berbunga di dunia, 12% mamalia di dunia, 17% reptil dan burung di dunia. Selain itu terdapat keanekaragaman terumbu karang yang jauh lebih besar dibandingkan dengan negara lainnya.

“Sayangnya kebanggaan tersebut dilukai oleh berkurangnya jumlah spesies keanekaragaman hayati kita. Laporan WWF dari The Living Planet Report tahun 2018 mengatakan bahwa populasi global spesies terus menurun, terutama yang sangat mengkhawatirkan adalah vertebrata atau hewan bertulang belakang. Vertebrata merupakan salah satu indikator kesehatan ekosistem kita yang rata-rata menurun 60% hanya dalam kurun 40 tahun terakhir,” kata Rizal dalam sambutannya di Gedung Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, Senin (05/11/2018).

BACA JUGA: Aparat Penegak Hukum Kompak Perangi Perdagangan Satwa Liar Dilindungi  

Rizal mengatakan, penurunan keanekaragaman hayati ini salah satunya disebabkan oleh perdagangan satwa yang dilindungi secara ilegal. “Pada saat ini ditaksir kerugian negara mencapai kurang lebih Rp9 triliun, itu angka pada tahun 2013, dan mungkin sekarang lebih dari angka itu. Itu jumlah sangat besar yang merugikan kita semua,” katanya.

Untuk mengurangi dan mencegah perdagangan satwa liar dilindungi, WWF mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk melaporkan kejadian perdagangan satwa liar dilindungi jika diperjualbelikan secara ilegal melalui aplikasi e-Pelaporan Satwa Dilindungi yang dikelola oleh Bareskrim Polri.

“Selain itu, pada hari ini 5 November kita merayakan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional yang ditetapkan sebagai hari untuk mendekatkan kita kepada alam, meningkatkan kepedulian, perlindungan, dan pelestarian Puspa Satwa Nasional. Jadi ini adalah hari di mana 365 hari dalam setahun kita bersama-sama berusaha mensyukuri keanekaragaman hayati kita dan memperbarui tekad kita untuk menjaga keanekaragaman hayati kita,” ucap Rizal.

BACA JUGA: Perdagangan Ilegal Satwa Liar di Indonesia Masih Marak 

Penyanyi dan pencipta lagu Tulus turut hadir dalam acara kampanye “Stop Perdagangan Ilegal Satwa Liar Dilindungi” mengatakan bahwa hal yang mendasari upaya-upaya yang dilakukan olehnya, teman gajah tulus (sebutan penggemar Tulus), dan WWF Indonesia untuk memerangi kejahatan perdagangan satwa liar dilindungi khususnya pada gajah adalah untuk menjaga rantai kehidupan supaya berjalan dengan baik dan seimbang.

“Saya melakukan apapun untuk melindungi gajah dengan teman gajah tulus dan WWF Indonesia itu sangat sederhana. Menurut saya manusia itu tamu di dunia ini yang tanpa meminta kita sudah banyak dilindungi dan dibantu oleh satwa-satwa yang menjaga hutan sebagai pertahanan dunia dan menjaga rantai kehidupan supaya berjalan dengan baik dan seimbang. Seharusnya, sebagai manusia harus berterimakasih dan memberikan kontribusi,” ujar Tulus.

Diketahui bahwa Tulus saat ini sedang menggalang dana untuk membantu membelikan kalung GPS untuk Gajah Sumatera. Menurut akun Instagram temangajahtulus dana tersebut sudah terkumpul sebanyak Rp 332.691.229 per tanggal 21 Oktober 2018.

“Saya hanya ingin lebih banyak orang yang peduli dengan keberadaan gajah karena bagi saya gajah itu adalah udara, yang tidak terlihat tapi selalu ada, namun kalau udara tidak ada pasti kita juga tidak ada,” kata Tulus.

Penulis: Dewi Purningsih

Top