Target Swasembada Kedelai Dinilai Sulit Terpenuhi

Reading time: 2 menit
Ilustrasi: Ist.

Jakarta (Greeners) – Kementerian Pertanian mengaku bahwa Indonesia masih mengalami kesulitan dalam mencapai swasembada kedelai dalam tiga tahun ke depan. Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Hasil Sembiring, mengatakan, kesulitan tersebut dikarenakan Indonesia memiliki iklim yang kurang sesuai untuk menanam kedelai. Sedangkan untuk produksi kedelai saat ini, menurutnya, masih sangat minim yaitu sekitar 900.000 ton dari 2,5 juta ton yang dibutuhkan.

Hasil menyatakan bahwa untuk mendorong para petani tetap menanam kedelai, Kementerian Pertanian telah meminta pada Kementerian Perdagangan agar menaikkan Harga Beli Petani (HBP) kedelai yang merupakan jaminan harga untuk petani. Sebab, katanya, berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), rasio antara ongkos produksi dibanding output tanaman kedelai adalah sebesar 101,11% atau dengan kata lain petani pasti akan mengalami kerugian.

“Menurut perhitungan, idealnya HBP kedelai yang sekarang itu Rp 7.500/kg naik sampai Rp 11.000/kg. Makanya, Pak Menteri (Amran Sulaiman) sudah minta HBP-nya dinaikan karena memang usaha taninya kurang menguntungkan,” ujarnya, Jakarta, Jumat (29/05).

Sedangkan untuk tujuan penanaman kedelai ini sendiri, lanjut Hasil, adalah agar padi dan jagung yang ditanam oleh petani tidak rentan terhadap serangan hama. “Menanam kedelai ini adalah bagian dari pola tanam yang baik yang perlu kita terapkan,” imbuhnya.

Dihubungi terpisah, Ketua Umum Asosiasi Bank Benih Tani Indonesia (AB2TI) Dwi Andreas Santosa kepada Greeners menyampaikan bahwa asumsi yang dikatakan oleh Kementerian Pertanian terkait iklim Indonesia yang sulit untuk menanam kedelai merupakan pernyataan yang keliru. Menurutnya, tidak ada masalah dengan dengan iklim di Indonesia, bahkan potensi produksi kedelai milik petani bisa mencapai tiga ton per hektarare yang artinya itu sama dengan negara beriklim sedang.

“Sebenarnya persoalan terbesar itu karena pemerintah tidak pernah memberikan perlindungan kepada petani kedelai,” jelasnya saat dihubungi melalui pesan singkat oleh Greeners.

Terkait target tiga tahun swasembada kedelai, Dwi yang juga Guru Besar Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) pun mengamini bahwa akan sangat sulit mencapai target tersebut jika melihat kondisi nyata di lapangan saat ini. Namun, jika targetnya diperpanjang hingga lima tahun ke depan, masih akan ada kemungkinan swasembada kedelai yang direncanakan oleh pemerintah tercapai.

“Ya, itu pun kalau ada upaya keras ke arah swasembada itu dan tentunya ada upaya perlindungan terhadap petani kedelai,” tukasnya.

Sebagai informasi, Kementerian Pertanian sendiri telah mencanangkan target swasembada 3 bahan pangan, yaitu padi, jagung dan kedelai dalam 3 tahun ke depan atau hingga 2017 mendatang. Untuk tahun 2015 ini, Kementerian Pertanian telah menargetkan produksi padi sebesar 73,4 juta ton gabah kering giling (GKG), jagung sebanyak 20,33 juta ton, dan kedelai 1,27 juta ton.

Kesemua target tersebut naik dibandingkan produksi pada tahun 2014. Sedangkan, berdasarkan Angka Ramalan II yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada November 2014 lalu, produksi padi Indonesia adalah 70,6 juta ton GKG, jagung 19,13 juta ton, dan kedelai 920 ribu ton.

Penulis: Danny Kosasih

Top