Perisai Antara Dua Ekosistem

Reading time: 3 menit
Perisai di Pesisir Minahasa
Foto: Kanal Youtube LIPI

Judul: Perisai di Pesisir Minahasa

Durasi: 26 menit

Genre: Dokumenter

Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Setiap spesies di Bumi mengisi ruang dan fungsi masing-masing terhadap lingkungannya. Ekosistem terbesar di Bumi terdapat di daratan dan perairan. Keduanya dihubungkan dengan ekosistem peralihan, yaitu ekosistem pesisir. Pada ekosistem pesisir, daratan masih terpengaruh oleh angin laut, pasang surut, dan instrusi garam. Sedangkan di area basah dipengaruhi oleh aktivitas darat, sedimentasi, dan air tawar.

Hutan mangrove, padang lamun, dan terumbu karang menjadi tiga elemen penting di wilayah pesisir. Komposisi keanekaragaman hayati yang terbentuk pada ekosistem pesisir ini merupakan perisai terbaik dari dua sisi. Ketiga elemen melindungi wilayah pesisir dari berbagai ancaman dan berperan sebagai penyeimbang, penyaring air, rumah bagi banyak spesies, melindungi daratan dari kerusakan abrasi, badai, dan tsunami.

Aktivitas manusia terkadang dianggap berlebihan dalam memanfaatkan alam hingga keseimbangan ekosistem tidak terjaga. Sebanyak 68 persen terumbu karang rusak dan tercemar, tujuh persen padang lamun di dunia turun setiap tahun, dan Indonesia sudah kehilangan 40 persen hutan mangrove dalam tiga dekade terakhir. Jika hal ini terus berlanjut, ekosistem di pesisir akan punah.

Perisai di Pesisir Minahasa

Warga melintasi hutan mangrove dengan perahu. Foto: Kanal Youtube LIPI

Perairan Indonesia menghubungkan massa air Samudera Pasifik dengan Samudera Hindia. Tepatnya perairan ini disebut sebagai Arus Lintas Indonesia (Arlindo) dan berada di perairan Pulau Sulawesi. Selain itu Sulawesi Selatan merupakan jantung dari Coral Triangle atau segitiga terumbu karang, suatu wilayah geografis yang kaya akan terumbu karang.

Loka Konservasi Biota Laut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Indonesia melakukan penelitian setiap tahun. Harapannya dalam 10-15 tahun ke depan akan terbangun sebuah data mengenai keanekaragaman biota laut di seluruh pesisir Sulawesi Selatan dan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kondisi ekologis perairan dan biodiversitas di ekosistem pesisir. Sejak 2005, penelitian ini telah menemukan enam jenis ikan baru, satu genus baru, dan lebih dari 20 catatan. Semua penemuan ini ditemukan di perairan Bitung, Sulawesi.

Terumbu Karang

Terumbu karang ibarat hutan tropis di lautan yang memiliki banyak peran. Di dalam ekosistem perairan mereka menjadi penyangga dari hempasan ombak, menyediakan fasilitas bagi organisme yang ada di dalam maupun di luar terumbu karang, dan sebagai rumah pelindung bagi organisme dari predator. Namun, terumbu karang seringkali terancam oleh kerusakan yang diakibatkan oleh bom ikan yang digunakan nelayan. Kerusakan terumbu karang yang terus terjadi tidak seimbang dengan proses pertumbuhannya. Akibatnya terumbu karang hanya tumbuh kurang lebih sekitar satu sentimeter setiap tahunnya.

Perisai di Pesisir Minahasa

Foto: Kanal Youtube LIPI

Lamun

Lamun merupakan spesies tanaman berbunga yang tumbuh terendam di lautan. Flora ini berevolusi sekitar 100 juta tahun lalu. Di daerah tropis, padang lamun berfungsi untuk menghubungkan hutan baku dan terumbu karang. Padang lamun mampu menahan gelombang, menstabilkan sedimen sehingga air menjadi lebih jernih, menahan laju perubahan iklim dengan menyerap emisi karbon dioksida dan memproduksi oksigen.

Hutan Mangrove

Hutan mangrove hanya ditemukan di daerah tropis dan sub tropis ini mampu melindungi ekosistem air laut dan air tawar. Akar-akar pohon mangrove dapat menyaring nitrat dan fosfat dari sungai ke laut, menahan resapan air laut ke daratan, menyerap karbon dioksida lebih banyak dari jenis hutan lainnya, menetralisir sedimen-sedimen organik dan anorganik dari daratan seperti limbah rumah tangga dan industri.

Penulis: Mega Anisa

Top