Jakarta (Greeners) – Jelang Hari Raya Idul Fitri 2019, tradisi mudik mulai meningkat dalam beberapa hari terakhir. Tahun ini diperkirakan moda transportasi bus mengalami peningkatan atas dampak tingginya harga tiket pesawat terbang. Tapi tidak hanya bus, ternyata pemudik yang menggunakan sepeda pun mengalami peningkatan.
Gowes Mudik 2019, menempuh jarak puluhan bahkan ratus kilometer kembali ke kampung halaman dengan mengayuh sepeda, diluncurkan oleh komunitas Bike 2 Work Indonesia (B2W) bekerjasama dengan KORPS LALU LINTAS POLRI pada hari Kamis sore (30/5) di Jakarta.
Poetoet Soedarjanto Ketua Komunitas B2W Indonesia sekaligus ketua panitia Gowes Mudik 2019, mengatakan bahwa kegiatan mudik bersama dengan menggunakan sepeda kayuh telah diorganisir oleh B2W Indonesia sejak tahun 2013 hanya dengan lima orang peserta saja.
Selanjutnya, Pada tahun 2014 jumlah peserta bertambah, demikian pula pada tahun 2015 dan seterusnya hingga tahun 2018 jumlah Peserta mencapai lebih dari 150 nama yang terdaftar, dan tahun 2019 ini peserta diperkirakan bertambah menjadi 200 peserta.
“Bagi kami penghobi sepeda, mudik yang kami lakukan adalah dengan mengayuh sepeda dari rumah tinggal kami menuju kampung halaman. Perkiraan jumlah peserta 200 pesepeda dengan asal Jabodetabek tujuan kota-kota di Jabar, Jateng, Jatim sedikit di Sumatera bagian selatan. Asal Jawa Barat (Bandung dan sekitarnya) tujuan, kota-kota di Jateng, Jatim. Asal Jawa Timur & Bali tujuan, kota-kota di Jateng, Jabar,” ujar Poetoet kepada Greeners.
Poetoet juga menyampaikan bahwa sesuai Visi & Misi Bike 2 Work Indonesia, kegiatan Gowes Mudik tahun 2019 ini menjadi salah satu momentum untuk mengampanyekan penggunaan sepeda sebagai alat transportasi alternatif dan sekaligus sebagai upaya dukungan B2W atas Program Transportasi Sehat Merakyat (TSM) yang diinisiasi oleh KORLANTAS – POLRI.
“Gerakan bersepeda yang dilakukan B2W Indonesia selama ini erat kaitannya dengan program Korlantas Polri yaitu Transportasi Sehat Merakyat (TSM) dan juga dengan program Kemenpora berupa pembudayaan olahraga. Maka itu kami mendapatkan dukungan dari Korlantas berupa pemantauan yang akan dilakukan Korlantas dengan berkoordinasi bersama Polres dan Polsek di area yang sekiranya menjadi perlintasan peserta,” jelas Poetoet.
Dihubungi secara terpisah, Kasubditdikmas Dirkamsel Korlantas Polri Kombes Pol Darto Juhartono mengatakan hal yang sama jika Gowes Mudik ini merupakan bagian dari program Korlantas yang pernah diluncurkan terkait dengan TSM (Transportasi Sehat Merakyat).
“Jadi masyarakat kita dorong utnuk menggunakan transportasi massal, menggunakan sepeda dan jalan kaki. Jadi kita minta komunitas sepeda termasuk Pak Poetoet dan teman-temannya untuk membantu Polri dalam rangka mengampanyekan program TSM atau program naik sepeda, yakni program bike to work dan bike to school itu. Kebetulan dengan adanya mudik ini dan mereka sudah terbiasa setiap tahun. Kita minta untuk mengampanyekan TSM di titik-titik pemberhentian mereka bahwa naik sepeda bisa menyehatkan dan membantu mengurangi emisi,” jelas Darto kepada Greeners.
Terkait dengan dukungan Korlantas untuk gowes mudik ini, Darto menjawab bahwa sebenarnya mudik tidak direkomendasikan menggunakan sepeda motor dan sepeda kayuh karena jarak yang ditempuh sampai ratusan kilo meter. “Namun, setelah mereka (B2W Indonesia) memaparkan kepada kami bahwa mereka sering beristirahat di beberapa puluh pemberhentian dan selalu berhati-hati akhirnya kami dukung. Kita juga berpesan kepada mereka agar menggunakan laju sebelah kiri dan tetap menjaga keamanan dan keselamatan,” ujarnya.
Lanjutnya, dukungan untuk Gowes Mudik ini Korlantas dan stakeholder lainnya menyediakan posko untuk beristirahat dan bertukar informasi seputar jalur mudik. Seperti posko utama yang masih di daerah Jakarta seperti Mabes Polri berada di TMC Polri, posko Polda dan Polres di sepanjang jalur mudik. Serta, beberapa titik yang berpotensi kemacetan di semua wilayah ada yang jumlahnya ratusan hingga ribuan se-Indonesia.
Penulis : Dewi Purningsih