Jokowi: Tahun Ini Indonesia Sumbang Emisi Karbon Nomor Satu Dunia

Reading time: 2 menit
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan penanaman pohon di lokasi Tahura Sultan Adam, Kalimantan Selatan, Kamis (26/11/2015). Hadir pula Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. Foto: greeners.co/Danny Kosasih
Presiden Joko Widodo didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi melakukan penanaman pohon di lokasi Tahura Sultan Adam, Kalimantan Selatan, Kamis (26/11/2015). Hadir pula Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar. Foto: greeners.co/Danny Kosasih

Banjarmasin (Greeners) – Kebakaran lahan dan hutan yang terjadi hingga 18 tahun lamanya di Indonesia membuat Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengingatkan anak buahnya agar selalu menjaga dan mengedepankan tindakan pencegahan kebakaran hutan. Apalagi, katanya, pada tahun ini, Indonesia diprediksi menjadi penyumbang emisi karbon nomor satu dunia karena peristiwa kebakaran hutan dan lahan yang terjadi sangat luar biasa dan berlangsung lama.

Jokowi menegaskan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di sejumlah provinsi di Indonesia terutama di Sumatera dan Kalimantan pada tahun ini, menjadi pelajaran bagi semua pihak. Peningkatan emisi karbon terutama dari kawasan gambut yang terbakar berakibat pada penurunan kualitas udara dan air. Hal ini juga membuat semakin tingginya tingkat deforestasi dan degradasi lahan di Indonesia.

“Kebakaran lahan dan hutan ini bukanlah sebuah prestasi melainkan peringatan untuk semua pihak. Pemerintah memang sudah berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen hingga tahun 2030. Tapi negara maju dan negara berkembang juga harus ikut memiliki komitmen yang sama,” tegas Jokowi saat menghadiri puncak peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia di Banjarmasin, Kamis (26/11).

Presiden juga meminta agar jajaran provinsi, kabupaten/kota pemda, Kodam, Polda, jajaran Koramil serta Polsek, tahun depan sudah harus betul-betul siap untuk pencegahan karhutla. Ia menyatakan bahwa pemadaman lahan gambut ketika saat terjadi kebakaran justru akan lebih sulit dibanding bila melakukan pencegahan lebih dulu. Sosialisasi kepada masyarakat juga penting agar tidak membakar dalam proses land clearing dan pembersihan lahan.

“Mau dikirim ratusan pesawat pembom air untuk hujan buatan tidak akan berguna kalau tidak ada pencegahan. Makanya, tahun depan diharapkan pencegahaan dikerjakan. Ke depan kita harus fokus pada pencegahan karhutla terutama lahan gambut,” tambahnya.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar, dalam sambutannya menyatakan, strategi percepatan rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) dilakukan melalui upaya-upaya yang melibatkan seluruh komponen masyarakat yang terdiri atas instansi pemerintahan, lembaga tinggi, pelaku usaha, Organisasi Masyarakat, perguruan tinggi dan sekolah serta seluruh masyarakat Indonesia.

Untuk mencapai hal tersebut, Menteri Siti Nurbaya meminta seluruh masyarakat Indonesia berperan aktif dalam program-program pemerintah terkait dengan rehabilitasi hutan dan lahan, salah satunya melalui gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon.

Adapun strategi tersebut meliputi, pemberdayaan potensi anak sekolah dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi dan potensi pasangan yang akan melangsungkan pernikahan untuk melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon sebanyak lima pohon per orang, melarang perijinan pengelolaan hutan gambut, melakukan penanganan lahan gambut pasca kebakaran salah satunya dengan pembuatan sekat kanal dan penanaman pohon kembali, hingga reformasi birokrasi di segala lini.

“Untuk mencapai strategi percepatan RHL tersebut, kami meminta kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk terus mendukung program-program pemerintah terkait dengan rehabilitasi hutan dan lahan, salah satunya melalui gerakan penanaman dan pemeliharaan pohon. Melalui peringatan HMPI dan BMN serta HCPSN tahun 2015 marilah kita tingkatkan kesadaran tentang pentingnya peranan hutan bagi kehidupan,” pungkasnya.

Sebagai informasi, dalam puncak acara Hari Menanam Pohon Indonesia tersebut, Jokowi didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Ratusan pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) juga turut dilibatkan untuk menanam pohon bersama di lokasi tersebut.

Jumlah pohon yang ditanam di lokasi acara mencapai 10.000 pohon. Kawasan tahura itu direhabilitasi karena dari luas total 116.000 hektar, lahan yang terbakar mencapai 105 hektar. Penanaman pohon dilakukan secara bertahap. Hari ini, pohon yang ditanam mencapai 2.000 batang, dan sisanya telah ditanam sejak tanggal 23 November 2015.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi menanam pohon tengkawang, sementara Ibu Negara Iriana Jokowi menanam pohon kasturi. Presiden mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk bergotong-royong membangun kembali hutan Indonesia dan menggunakan momentum peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia, Bulan Menanam Nasional serta Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional tahun 2015.

Penulis: Danny Kosasih

Top